Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu di tengah situasi geopolitik yang memanas antar negara Timur Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri Mulyani mengadakan pertemuan itu pada Minggu malam, 14 April 2024. Menurut Sri Mulyani, perkembangan situasi ekonomi, keuangan global, dan tensi geopilitik saat ini sangat tinggi. Gerakannya pun cepat dan dinamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kondisi ini memengaruhi berbagai indikator ekonomi yang perlu diantisipasi dan diwaspadai," kata Sri Mulyani dalam akun Instagram resmi @smindrawati pada Minggu, 14 April 2024.
Sri Mulyani berujar, pada situasi tersebut anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan terus menjadi instrumen penting dalam menghadapi gejolak dan dinamika global maupun nasional.
Seperti dilansir dari situs Kementerian Keuangan, asumsi dasar makro APBN 2024, yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi yang terkendali sebesar 2,8 persen, nilai tukar rupiah sebesar Rp 15 ribu/US$, suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7 persen.
Lalu, harga minyak dunia (ICP) sebesar US$ 82 per barel, lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari, serta lifting gas sebesar 1,033 juta barel.
Selanjutnya: Masih dalam suasana Lebaran, pertemuan antara Sri Mulyani....
Masih dalam suasana Lebaran, pertemuan antara Sri Mulyani, Wakil Menkeu, dan para pejabat eselon I Kemenkeu itu juga membahas persiapan tentang pertemuan G20 yang akan berlangsung minggu depan serta pembahasan tentang Spring Meeting IMF-World Bank.
"Kami juga membahas pertemuan G20 minggu depan dan Spring Meeting IMF- World Bank," kata Sri Mulyani.
Sejak awal April 2024, kondisi global tengah dipenuhi ketegangan antara Iran dan Israel. Iran menduga pesawat tempur Israel telah mengebom kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah. Meski Israel membantah tudingan tersebut.
Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal mereka. Iran kemudian menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan drone ke Israel pada Sabtu malam, 13 April 2024.
Iran mengklaim serangan itu sebagai bentuk balasan. Duta Besar Iran untuk PBB Amit Saeid Iravan langsung menyurati Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterrea dan Vanezza Frazier selaku perwakilan Malta sebagai presiden Dewan Keamanan periode April 2024.
Isi surat itu memberitahu Dewan Keamanan PBB bahwa Iran melakukan serangan terhadap sasaran militer Israel atas dasar hak membela diri, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB, terhadap serangan Israel di Suriah.
Pilihan Editor: Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus