Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membaca pantun usai digelarnya pertemuan tingkat tinggi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantun ini dibacakan dalam konferensi pers yang digelar virtual, pada Jumat petang, 18 Februari 2022. Berikut petikannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari Colosseum Roma sampai GBK Jakarta
Spageti Carbonara ke semangkuk opor ketupat
Terima kasih semua yang menyukseskan FMCBG pertama
Indonesia G20 untuk memulihkan ekonomi bersama lebih kuat
Tak berhenti di situ, bendahara negara tersebut lalu membacakan pantun kedua.
Pergi ke taman melihat bunga Rafflesia
Ketika pulang jangan lupa naik skuter
Mari kita sukseskan Presidensi G20 Indonesia
Recover together, recover stronger
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo tak mau ketinggalan. Ia pun membacakan pantun. Berikut petikannya.
Hitungan sepuluh angka tertinggi
Teruslah belajar agar semakin pinter
Yuk sukseskan G20 Indonesia presidensi
Recover together, recover stronger
Pembacaan pantun dari Sri Mulyani dan Perry Warjiyo tersebut sukses membuat cair suasana di dalam ruang konferensi pers.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga melaporkan sejumlah isu berhasil dibahas pada pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara yang bergabung dalam G20. Salah satunya adalah kesepakatan internasional perpajakan di dalam sektor digital.
Kesepakatan pajak digital itu, menurut dia, menjadi salah satu isu yang sangat hangat dibahas tak hanya oleh negara-negara G20, tapi juga di seluruh dunia. "Dan telah disepakati bagaimana mekanisme perpajakan, terutama menyangkut sektor digital yang bergerak secara internasional atau global," kata Sri Mulyani.
Ia menjelaskan, pilar kedua pembahasan perpajakan yaitu menyangkut global minimum taxation untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak antar negara. Dalam hal ini, tak jarang ditemukan upaya menghindari pajak.
"Bagaimana semua negara bisa bersama-sama menghindari langkah-langkah yang dilakukan oleh pembayar pajak yang untuk menghindari perpajakan dengan langkah pilar kedua, yaitu memberlakukan minimum taxation dan juga kerangka kerja sama," kata dia.
Pada hari kedua ini, Sri Mulyani juga memimpin pembahasan mengenai pembiayaan yang berkelanjutan. Dalam pembahasannya, tiap negara memahami tantangan krisis dari perubahan iklim dan merumuskan kebijakan-kebijakan di bidang keuangan untuk bisa menjalankan aksi yang kredibel.
Kemudian negara-negara G20 membahas mengenai infrastruktur. Dalam hal ini, kata Sri Mulyani, pembahasan dilakukan tentang betapa pentingnya infrastruktur bagi seluruh dunia. Apalagi pandemi secara langsung mempengaruhi kecepatan maupun kondisi dari pembangunan infrastruktur di berbagai negara.
"Bagaimana di antara negara G20 dan dunia bisa membangun infrastruktur secara sustainable dengan kualitas yang baik dan juga dengan partisipasi private sector," kata Sri Mulyani.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.