Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani: UMKM Menghadapi Tantangan Pendanaan dan Akses Informasi

Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi UMKM secara empiris saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan pendanaan, termasuk akses informasi yang asimetris.

24 Agustus 2022 | 12.59 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan tanggapan dalam Rapat Paripurna ke-2 masa persidangan I tahun 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022. Agenda rapat paripurna ini adalah pandangan umum fraksi-fraksi atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2023 beserta nota keuangannya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan tanggapan dalam Rapat Paripurna ke-2 masa persidangan I tahun 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022. Agenda rapat paripurna ini adalah pandangan umum fraksi-fraksi atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2023 beserta nota keuangannya. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi UMKM tengah menghadapi berbagai tantangan pendanaan, termasuk akses informasi yang asimetris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Model atau portofolio produk keuangan syariah yang tersedia untuk UMKM, termasuk pendanaan, garansi, tabungan, transfer, dan jasa manajemen kas yang digabungkan dengan teknologi digital, berpotensi menjadi solusi karena semua informasi dapat diperoleh dengan lebih efisien dan lebih murah, serta dapat mengatasi permasalahan terkait informasi yang asimetris," kata dalam The 6th Annual Islamic Finance Conference yang disiarkan virtual pada Rabu, 24 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurutnya, memberdayakan UMKM merupakan langkah yang tepat secara moral dan strategis dalam pengembangan ekonomi. Dalam kerangka tersebut, kata dia, keuangan Islam memainkan peranan penting melalui penerapan prinsip transaksi yang adil dan setara.

Dia juga mengatakan pemerintah Indonesia terus mendukung perkembangan UMKM. Sejak Pandemi Covid-19 yang melanda sebagian besar UMKM terkena pukulan lebih keras dibandingkan krisis 1997-1998.

Hal ini dikarenakan sifat pandemi yang tidak memungkinkan manusia dan aktivitas bisnis secara fisik atau langsung, karena untuk mencegah penyebaran virus. Karena itu, kata dia,  dalam proses pemulihan, pemerintah harus memastikan bahwa UMKM mendapat perhatian khusus.

Sri Mulyani melihat pemulihan dan juga kinerja ekonomi Indonesia tumbuh disumbangkan oleh pemulihan usaha mikro kecil dan menengah.

"Karena itu, rancangan program pemulihan ekonomi nasional, juga menempatkan pemulihan usaha kecil dan menengah sebagai salah satu pilar terpenting, selain jaminan kesehatan dan perlindungan sosial," ujarnya. 

Adapun Indonesia memiliki 64 juta UMKM yang mewakili 99 persen dari total bisnis, bahkan menyerap 97 lapangan kerja dan menyumbang 60 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB

Kendati begitu dia masih melihat tantangan utama yang dihadapi oleh UMKM adalah kurangnya akses pasar, kurangnya sumber daya manusia yang terampil, kurangnya penggunaan teknologi yang lebih maju, dan juga terbatasnya akses ke layanan keuangan, dan kondisi mereka diperburuk oleh infrastruktur yang lemah di daerah terpencil.

HENDARTYO HANGGI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus