Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sudah di jalan yang benar

Wawancara tempo dengan alex alatas mengenai konperensi pbb tentang perdagangan dan pembangunan (unctad) di manila dianggal gagal karena tak berhasil mencapai kompromi dalam segala masalah. (eb)

16 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH bersidang lebih sebulan, konperensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (Unctad) V di Manila dianggap gagal. Itu disebabkan tak berhasilnya dicapai kompromi dalam segala masalah terpenting dan paling mendasar buat Unctad. Tapi adakah tarik urat yang lama itu bisa dianggap gagal total? Alex Alatas, 46 tahun, Sekretaris Wapres Adam Malik yang mengetuai Kelompok Komoditi di Manila, tak beranggapan demikian. Apa saja kesan-kesan Alex Alatas tentang konperensi yang macet itu telah dikemukakannya kepada Fikri Jufri dari TEMPO, pekan lalu. Beberapa petikan: Ada yang beranggapan Unctad V itu macet, karena agenda yang disodorkan Kelompok 77 itu terlalu ambisius? Saya tidak setuju pendapat begitu. Memang ada berbagai alasan yang saya kira telah membuat atau mendorong konperensi itu ke arah kegagalan. Tapi bukan karena tujuan konperensi itu yang salah atau terlalu ambisius. Sebab sejak semula Unctad V ini ingin mencakup masalah yang luas, yang bertalian dengan masalah Utara-Selatan. Dan kita ingin meletakkan kerangka-kerangka dasar yang konsepsional maupun institusional yang akan memungkinkan proses negosiasi di tahun-tahun mendatang. Jadi berdasarkan suatu perobahan strukturil di berbagai bidang dan bukan tambal-sulam. Apakah prinsip perubahan struktur itu yang membuat konperensi jadi macet? Dan apa bedanya dengan Unctad IV di Nairobi? Begini. Di Nairobi kita mendesakkan adanya suatu keputusan, misalnya soal Program Komoditi Terpadu dan Dana Bersama. Tapi Unctad di Manila memang berbeda tekanannya. Di sini yang kita perjoangkan adalah diterimanya kerangka-kerangka dasar tadi. Ternyata disebabkan berbagai faktor, banyak usul-usul ke arah perubahan struktur itu pagi-pagi sudah dihambat oleh negara-negara kaya. Alasan apa yang membuat negeri-negeri kaya itu menolaknya? Pertama, terletak pada sikap dasar atau persepsi yang memang saling bertentangan mengenai: Apa sebenarnya yang salah dengan sistim di dunia ini. Dan apa yang harus dilakukan? Pihak Barat mengakui ada sesuatu yang salah, tapi sistimnya, menurut mereka tak perlu dirombak, dan cukup kalau diperbaiki saja. Mereka bahkan setuju kalau di sana-sini perlu ada perbaikan yang agak mendalam. Tapi dasar-dasar dari suatu perombakan struktur yang menyeluruh, seperti dikehendaki Kelompok 77, mereka tolak. Mereka beranggapan, kalau saja negara industi itu maju, maka dengan sendirinya negeri berkembang akan turut merasakannya: bantuan pun akan bisa lebih besar, pengalihan tehnologi lebih cepat, dan sebagainya. Tapi menurut Kelompok 77 bukan itu soalnya. Soalnya, negeri-negeri kaya itu tak mau melihat adanya persamaan kepentingan bahwa kita itu tumbuh secara sejajar dan samarata. Kalau sekarang mereka di atas, adalah kepentingan negara maju juga untuk menarik negeri berkembang ke atas, hingga kami bisa menJadi partner yang sejajar, menuju pada interdependensi yang riil. Dan bukan dependensi (ketergantungan) yang baru. Apakah sikap negeri kaya yang kaku itu disebabkan karena organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) sudah tak sekompak dulu? Sikap negeri Barat yang seperti itu sebagian disebabkan keadaan dalam negerinya yang masih sulit, tapi sebagian lagi memang karena leverage (penunjang) Kelompok 77 tidak kuat lagi. Waktu OPEC bergerak di tahun 1973, langsung di tahun 1974 ada sidang istimewa, begitu juga tahun berikutnya, yang melahirkan gagasan Tata Ekonomi Internasional Baru. Tapi sekarang mereka agaknya beranggapan, keadaan bisa dikuasai. Tapi beberapa pengamat berpendat Kelompok 77 itu masih belum kompak, sehingga mudah dipermainkan. Saya beranggapan kita cukup kompak. Hanya terus terang salah satu kekurangan kita adalah, kurang siap ketika diminta terjun ke medan perundingan. Sehingga perundingan yang sungguh-sungguh dengan pihak Barat praktis baru dilakukan setelah dua minggu konperensi. Bagaimana mengatasinya? Sudah waktunya Kelompok 77 memiliki suatu sekretariat tetap yang kecil tapi kompak. Sayang rekan-rekan dari Afrika dan Amerika Latin, yang sudah punya organisasi masing-masing, masih beranggapan itu belum perlu. Tapi kelompok Asia, sudah beberapa kali mendesaknya. Dan Indonesia merupakan penganjur yang gigih untuk itu. Bagaimana sebenarnya kelompok negara kaya menilai Unctad? Ada kesan seolah-olah negara kaya iu bertekad untuk mengurangi peranan Unctad. Di mana-mana jika mereka menghadapi usul-usul kita, selalu diusahakan untuk disalurkan ke badan-badan lain. Sedikit saja bicara soal moneter mereka menunjuk ke IMF, soal perdagangan GATT-lah alamatnya. Dan bicara soal bantuan, mereka menunjuk pada Bank Dunia. Soalnya dalam Unctad itu ada kekuatan yang kompak: baik fisik maupun strukturil, sedang struktur votingnya adalah satu orang satu suara. Sedang dalam IMF, Bank Dunia dan Unido misalnya, merekalah yang menguasai. Tak salah lagi Unctad iu sudah berada di jalan yang benar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus