MERGER antarbank waAlaupun dianjurkan Bank Indonesia sulit dilaksanakan. Tapi akuisisi lebih gampang. Itulah yang dilakukan oleh Bank Umum Nasional (BUN) terhadap Bank Pertiwi. BUN, yang merupakan milik Bob Hassan, M. Dailani, Ong Ka Hock, Francis Lay Sioe, dan Kaharuddin Ongko, pekan lalu diberitakan siap mengambil alih saham mayoritas Bank Pertiwi. Tujuannya adalah untuk dikembangkan, bukan untuk digabungkan dengan BUN. Jadi, Kaharuddin Ongko dan mitranya siap menyuntikkan modal segar belum jelas jumlahnya. Bahwa kedua bank ini tak mungkin merger, itu bisa dilihat dari perbedaan keuangannya. Aset BUN pada akhir 1992 tercatat sekitar Rp 3.600 miliar, sedangkan milik Pertiwi baru Rp 230 miliar (1991). BUN sudah berstatus bank devisa, sedangkan Pertiwi bank umum biasa. Kondisi Pertiwi juga jauh dari sehat. Bank ini pernah pingsan karena pemiliknya, Joe Silinggar, tak bisa melunasi pinjaman jangka pendek (call money) Rp 88 miliar pada 21 bank. Usaha penyelamatan Pertiwi oleh Bank Summa ternyata gagal, dan setelah sekian lama, kini muncul BUN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini