Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Susi Prediksi Ada 500 Monster Sampah Plastik di Jakarta per Hari

Susi memprediksi pada 2040 jumlah sampah plastik di laut bisa lebih banyak daripada populasi ikan.

21 Juli 2019 | 13.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri Pawai Bebas Sampah Plastik di Hari Bebas Kendaraan alias Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad, 22 Juli 2019. Tempo/Caesar Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hari ini menunjukkan instalasi monster sampah plastik berbentuk ikan sungut ganda atau Anglierfish sebagai maskot dalam Pawai Bebas Sampah Plastik dari Bundaran Hotel Indonesia ke Taman Aspirasi Monumen Nasional, Jakarta. Monster itu terbuat dari sampah plastik, antara lain kresek plastik, kemasan indomie, hingga bungkus minuman serbuk, seberat 500 kilogram.

Setelah memperkenalkan maskot itu, Susi mengatakan produksi sampah plastik di ibu kota bisa menghasilkan sekitar 500 buah monster serupa setiap harinya. "Bayangkan, kalau menghitung Jakarta dengan penduduk begitu banyak, setiap hari bisa ada 500 monster plastik seperti ini kalau kita tidak mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. Seram, tidak?" ujar Susi di atas panggung selepas berpawai, Ahad, 21 Juli 2019. Monster itu 

Bahkan, Susi memprediksi pada 2040 jumlah sampah plastik di laut bisa lebih banyak daripada populasi ikan. Sehingga, para nelayan nantinya diproyeksi menangkap plastik ketimbang ikan.

Padahal, menurut dia, masyarakat Indonesia sangat membutuhkan asupan protein dari laut. Sebabnya, protein dari hewan laut seperti ikan dan udang lebih mudah dan murah didapat. "Tapi nanti kita malah makan protein dari plastik, mau tidak?"

Karena itu, Susi menggalakkan agar masyarakat tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai. Ia pun mengancam akan menenggelamkan pembuang sampah plastik ke laut.

Menurut Susi, pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan laut sebagai masa depan bangsa. Setelah dalam periode sebelumnya Susi menggalakkan soal anti-illegal-fishing, di berikutnya ia menyebut pentingnya menolak sampah plastik.

"Pencuri ikan sudah kita tenggelamkan. Sekarang pencuri ikan pergi, datanglah sampah plastik. Pembuang sampah plastik juga harus kita tenggelamkan," ujar Susi.

Susi pun mengatakan sampah plastik saat ini masih sangat banyak kendati sudah ada beberapa daerah yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai. Sehingga, ia membayangkan kalau penggunaan plastik itu tidak dikurangi maupun tidak dilarang. "Wilayah Indonesia 71 persen laut, kalau tidak dijaga maka sampah plastik yang dibuang 70 persen berakhir di laut," tuturnya.

Sejak pagi hari, Susi sudah ikut Pawai Bebas Sampah Plastik. Gerakan tersebut bertujuan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di Indonesia. Sepanjang perjalanan pawai dipandu oleh seorang orator yang kerap menyerukan, "tolak plastik sekali pakai," kata dia.

Sang orator pun mengatakan bahwa gerakan ini kan terus dilakukan hingga penggunaan kresek di Indonesia berkurang. "Gerakan ini adalah gerakan terbesar di Indonesia dan tidak akan berhenti. Doakan 500 kilo ini tahun demi tahun akan berkurang tahun demi tahun sehingga 2020 tak ada lagi kantong plastik, berkurang minimal 70 persen."

Acara pawai bebas sampah plastik ini digagas oleh sebanyak 49 komunitas dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Mereka menuntut perusahaan berhenti memproduksi atau menggunakan plastik sekali pakai. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus