Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Anambas - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berpesan kepada pengusaha ikan hidup di Tarempa agar jangan menerima dan menyuplai potas maupun dinamit untuk para nelayan. "Kalau saya masih dengar ada bom dan potas di Tarempa, saya kunci izin kapal ikan Hong Kong masuk ke sini," kata dia saat bertemu dengan nelayan di Pulau Tarempa, Anambas, Rabu 17 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Susi mengaku sedih karena sehari sebelumnya ia melihat terumbu karang yang hancur di beberapa pulau di Anambas. "Saya sedih semua karang dari kedalaman tiga hingga lima meter hancur, dibom. Bekas-bekas bom masih. Sudah ada yang timbul hidup lagi, tapi kan itu hancur berantakan, jadi untuk recovery lama," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia juga melihat coral di pinggir laut banyak yang mati. Susi menduga hal itu terjadi karena penggunaan potas.
Padahal, kata dia, untuk meningkatkan potensi perikanan dan pariwisata perlu kenyaman dan keindahan. Bukit-bukit harus hijau dan laut harus biru, serta banyak ikannya.
"Pengusaha dan pelaku penangkapan ikannya harus sama-sama patuh, tertib, untuk Anda sendiri. Bukan untuk ibu. Jaga. Anda tidak usah memelihara, tuhan yang memberi semuanya. Ambilah secukupnya untuk kelestarian usaha saudara," kata Susi.
Menurut Susi, selama ini penerintah membuat aturan supaya ikan bisa terus ada dan banyak. "Ibu tidak mau lagi ada bom, potas, trol beroprasi di wilayah perairan Indonesia bukan hanya Tarempa saja, tapi seluruhnya," ujarnya.
Jika masih ada yang menggunakan itu, kata Susi, segera melapor padanya. Susi pun, nyebutkan nomor teleponnya kepada para nelayan.
"Jangan bilang saya cuma sayang sama ikan. Saya ngomong begini karena sayang sama nelayan. Apa ada nelayan kalau ikannya tidak ada?," kata Susi Pudjiastuti.
HENDARTYO HANGGI