Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tanam Padi di Jawa Barat Mundur 3 Bulan, Panen Raya baru April 2024

Musim tanam padi di Jawa Barat mundur 3 bulan akibat terpengaruh fenomena alam El Nino. Produksi anjlok.

19 Februari 2024 | 17.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) berdialog dengan para petani saat panen padi di Desa Karanglayung, Sukra, Indramayu, Jawa Barat, Jumat, 13 Oktober 2023. Presiden Joko Widodo meninjau panen padi yang masih dalam kondisi baik meski sedang terjadi El Nino, sekaligus juga membagikan bantuan secara langsung kepada para petani. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan, musim tanam padi di Jawa Barat mundur tiga bulan akibat fenomena El Nino alias kekeringan panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“(Jadi) panen mungkin setelah April. Ternyata fenomena El Nino sangat berpengaruh juga pada rencana tanam di Jawa Barat. Bergeser akhirnya,” kata dia di Bandung, Senin, 19 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dadan mengatakan, pengaruh El Nino masih terasa di Jawa Barat. Februari mestinya menjadi puncak musim hujan, namun di sentra padi, hujan belum turun secara merata. Di Indramayu misalnya, baru 50 persen petani yang memulai menanam padi.

“Sekarang hujan memang ada, tapi kelihatannya hujan kena fenomena El Nino juga jadi tidak merata. Katanya puncak hujan Januari-Februari, tapi faktanya teman-teman di daerah utara di Indramayu masih 50 persen (yang menanam padi), hujannya belum normal,” kata Dadan.

Dadan mengatakan, musim tanam padi yang biasanya dimulai menjelang akhir tahun terpaksa ditunda menunggu hujan.

“Puncak tanam di Januari, Februari, Maret. Panen sepertinya baru April, karena air baru tersedia Desember-Januari-Februari,” kata dia.

Dadan mengatakan, Kementerian Pertanian dan dinasnya tengah mendorong percepatan musim tanam dengan penyediaan pompa untuk mempercepat distribusi air untuk menanam padi di sawah. Saat ini tengah didata petani dan lokasi tanam untuk percepatan tanam padi.

“Kalau ada peluang airnya kita bantu dengan pompanisasi,” kata dia.

Selain itu, kata Dadan, untuk mendongkrak produksi padi tahun ini akan digunakan sejumlah cara. Di antaranya memastikan petani menggunakan benih padi bersertifikat.

“Penggunaan benih bersertifikat mampu meng-upgrade produksi sampai di angka 40 persen. Kita memastikan penggunaan benih bersertifikat, itu tantangannya,” kata dia.

Kendati musim tanam mundur, kata Dadan, panen di Jawa Barat masih ada setiap bulannya.

“Bukan berarti tidak ada yang menanam, ada yang menanam tapi di luar target tanam,” kata Dadan.

Dadan mengatakan, pada Januari-Februari tahun ini, akumulasi panen padi di Jawa Barat menembus 175 ribu hektare sawah. Namun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlahnya anjlok.

“Produksi biasanya sampai Februari hampir di angka 425 ribu hektare, biasanya. Itu Februari 2023 tahun lalu. Sekarang Februari 2024 baru di angka 175 ribu hektare yang panen. Berarti defisit tinggi sekali sehingga produksi berkurang,” kata dia.

Dadan mengatakan, turunnya produksi juga tercermin dari pantauan harga gabah kering giling. Harga gabah kering di penggilingan di Jawa Barat saat ini berkisar RP 7.500 hingga Rp 8000 ribu per kilogram. Harga gabah kering giling di penggilingan wilayah utara dan selatan Jawa Barat juga berbeda. Umumnya harga di utara lebih mahal dengan selisih Rp 300 – Rp 500.

“Normalnya antara Rp 6-7 ribu,” kata dia.

Dadan mengatakan, produksi padi Jawa Barat sepanjang tahun 2023 juga lebih rendah dibandingkan produksi padi tahun 2022. Kendati dalam dua tahun tersebut Jawa Barat menjadi pemasok beras nomor dua nasional. Tahun 2022 produksi padi Jawa Barat menembus 9,433 juta ton gabah kering giling.

“Tahun 2023 kita masih tetap di posisi 2 tapi produksi turun 9,116 juta ton GKGK, turun dibandingkan 2022,” kata dia.

Sebelumnya Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, sudah meminta Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat untuk mencarikan inovasi baru untuk memastikan produksi padi di Jawa Barat tidak turun.

“Terkait dengan kondisi hari ini kondisi harga beras sangat tinggi, saya minta cari inovasi-inovasi baru untuk ke depannya karena Jawa Barat salah satu sentra produksi beras di tanah air, jangan sampai terjadi penurunan produksi,” kata dia, Senin, 19 Februari 2024.

AHMAD FIKRI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus