Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tancap lagi Jos Soetomo

Pabrik kayu lapis pt meranti sakti indah plywood dan pt kayan river plywood yang ditutup jos soetomo. mulai bangkit lagi setelah disuntik pt truba. pt sumber mas grup mulai merekrut tenaga. (eb)

4 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KANTOR pusat PT Sumber Mas Group di Samarinda, sejak awal bulan lalu, tampak ramai. Perusahaan milik Jos Soetomo itu ternyata sedang merekrut tenaga kerja lagi, untuk membangkitkan kembali dua perusahaan kayu yang telah tumbang, tepat dua tahun berselang: PT Meranti Sakti Indah Plywood (MSIP) dan PT Kayan River Indah Plywood (KRP). Kedua pabrik kayu lapis itu tutup total, sejak 1 September 1984, setelah beberapa bulan ditelantarkan Jos Soetomo. Ia dan Ava Soetomo, yang mengelola langsung kedua perusahaan itu, diseret ke pengadilan sejak 1983. Kendati kasus Jos Soetomo belum selesai -- kini dalam tingkat kasasi di Mahkamah Agung -- kedua perusahaan itu sudah akan diputarkan kembali. Kedua perusahaan itu bangkit kembali, kabarnya, setelah mendapat suntikan dana dari PT Tri Usaha Bhakti (Truba), perusahaan yang disponsori Hankam. Dirut Truba, Mayjen (pur) Prayitno, sampai Senin lalu belum bersedia memberi penjelasan tentang hal itu. Tapi Wakil Ketua BKPMD Kal-Tim, Gusti Ruslan, membenarkan bahwa 25% saham Jos Soetomo telah dibeli Tsuba. Tak jelas berapa nilai saham yang dibayar Truba untuk perusahaan Jos itu. MSIP sebenarnya jua dulu milik sebuah yayasan veteran. Perusahaan yang didirikan 1977 itu kemudian dibeli Jos Soetomo pada 1982. Perusahaan yang telah disuntik Rp 7,6 milyar itu memiliki kapasitas produksi 33.750 m3 kayu lapis per tahun. Sumber Mas Group pernah mengekspor kayu lapis ke AS 8.000- 10.000.m3 per bulan. Tapi ekspornya kemudian mengkeret terus hingga tinggal 1.000 m3 pada November 1983. Menciutnya ekspor kayu lapis Sumber Mas Group tesutama karena keterlibatan Jos dalam perkara manipulasi dan korupsi. Uang perusahaan diblokir bank, perusahaan kesulitan mendapatkan bahan baku, konsumen pun meninggalkannya. Akhirnya, pabrik MSIP dan KRIP di Sengkotek, 10 km seberang Samarinda, terpaksa ditutup dan hampir 3.000 karyawannya di-PHK-kan. Namun, sejak pertengahan bulan lalu, Sumber Mas Group mulai menyeleksi 1.500 karyawah baru lewat Kanwil Depnaker Kal-Tim. "Baru dibutuhkan 641 tenaga mulai dari buruh sampai dengan operator mesin," kata Manajer Umum Sumber Mas Group, Soekotjo S.M., kepada TEMPO. Menurut Soekotjo, baru MSIP yang hendak dioperasikan kembali, KRIP menyusul bila semuanya lancar. Tampaknya, mulai Oktober ini, pabrik kayu lapis MSIP sudah bisa beroperasi. Mesin-mesinnya sudah mulai dipanaskan sejak bulan lalu. Bahan baku kayu gelondongan pun sudah menumpuk di mulut pabrik. Manajemen Meranti Sakti Indah Plywood, menurut sumber TEMPO di Samarinda, tidak lagi akan diserahkan sepenuhnya kepada Jos Soetomo seperti dulu. Jos, yang dihubungi TEMPO di Jakarta, belum bersedia memberikan tanggapan tentang rencana pengoperasian kembali kedua pabriknya. Tapi ia tak menutup rasa kegembiraan, karena kebangkitan pabriknya bertepatan dengan kenaikan harga kayu lapis Indonesia di pasaran internasional. Sekitar dua tahun silam, harga kayu lapis pernah jatuh ke US$ 240 per m3, kini sudah naik lagi mencapai US$ 290 per m3. M.W., Laporan Djunaeni K.S. (Samarinda) & Biro Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus