Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tawaran Dari Negeri Sauna

Perusahaan TVW Paper Machine Group oy dari Finlandia menawarkan kepada Indonesia untuk membantu mengolah kayu hingga menjadi produk. Industri pulp & kertas di Indonesia.(eb)

29 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUTAN Indonesia kembali mendapat perhatian orang luar. Kali ini dari Finlandia, negeri dingin di Utara yang terkenal dengan mandi sauna. Melalui sebuah seminar awal pekan lalu di Hotel llilton, Jakarta, negeri itu menawarkan telnologinya. Finlandia ingin membannl Indonesia mengolah sumber daya alam itu melalui industri pembuatan pulp dan kertas. Seminar itu diselenggarakan oleh TVW Paper Machine Group Oy, suatu gabungan divisi pembuatan mesin pulp, kertas dan karton dari tiga perusahaan raksasa di Finlandia: Oy Tampella Ab Valmet Oy dan Oy Wartsila Ab. Omzet bersama ketiga perusahaan induk TVW itu tahun lalu saja mencapai US$2,3 milyar. Tak heran mereka mencari pasaran baru buat produk mereka. "Tujuannya memang untuk mempromosikan ekspor Finlandia ke Indonesia," ujar Dutabesar Finlandia, Tuure Mentula ketika menyambut seminar itu. Dalam pembuatan mesin pulp dan kertas, TVW memang boleh diandalkan. Ketiga divisi yang tergabung dalam TVW itu saling melengkapl membuat berbagai jenis mesin untuk pengolahan kayu hingga menjadi produk, menjangkau seluruh proses pembuatan pulp dan kertas. Kertas Bekas Bagi Finlandia industri ini selama lebih seratus tahun merupakan andalan ekonominya. Lebih 80% produk yang diekspor Finlandia berhubungan dengan industri ini. "Tak ada lain yang bisa dikerjakan Finlandia kecuali bikin pulp dan kertas," ujar Jali Sven Raita, Kepala Perwakilan Timur Jauh dari TVW yang juga mengetuai seminar itu. Karena itu Finlandia berada dalam garis depan menciptakan teknologi termaju dan mutakhir di bidang industri pulp dan kertas. Menurut Raita, sebagian besar ekspor kayu Indonesia masih berbentuk gelondongan. Mereka yakin mutu produk inibisa ditingkatkan hingga tercapai harga yang lebih baik. Caranya tentu dengan mengubah kayu itu menjadi pulp dan kertas yang, selain untuk ekspor, juga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat. Industri pulp dan kertas di Indonesia memang belum berarti. Sebagian terbesar akan kebutuhan pulp, kertas dan kartun diimpor dari berpuluh negeri. Untuk tahun 1978 jumlah kertas dan kartun yang diimpor mencapai 237 ribu ton seharga US$108 juta (Rp 67,5 milyar). Suplai terbesar datang d,ari Swedia sebanyak 32,3 ribu ton. Bagian Finlandia hanya 11,4 ribu ton, tapi negeri ini mensuplai Indonesia dengan seperempat kebutuhannya akan pulp dan kertas bekas. Tahun 1978 Indonesia mengimpor bahan ini sebanyak 130 ribu ton dengan harga US$35 juta (Rp 21,9 milyar). Dari jumlah tersebut pulp mencapai 110 ribu ton. Produksi pulp kayu Indonesia masih jauh di bawah kapasitas terpasang, sebanyak 22 ribu ton per tahun. Produksi pulp dari serat bukan kayu mencapai 40 ribu ton per tahun. Sedang produksi berbagai jenis kertas dan kartun tahun 1978 mencapai 184 ribu ton meski kapasitas yang tersedia dari 46 perusahaan mencapai 332 ribu ton per tahun. Yang menarik dari seminar ini, selain TVW mempromosikan mesin raksasa dengan proses mutakhir, terdapat juga beberapa makalah yang menguraikan kemungkinan pemanfaatan limbah kayu dan kertas bekas. Menurut Raita, sisa kayu dalam penebangan hutan banyak sekali berupa gelondongan yang tak memenuhi syarat dan dahan kayu. Juga limbah dari penggergajian dan pabrik plywood berlimpah. Semua itu bisa diolah dengan berba.gai proses teknologi mutakhir. Seorang peserta dari Indonesia mengemukakan kenyataan, kapasitas pabrik kertas di Indonesia umumnya di bawah 50 on sehari. Tapi produksi Tampella ada yang 70 ton sampai 1200 ton sehari. "Jadi itu bukan problem,' ujar Raita. Di samping itu TVW juga membaharui pabrik yang sudah tua. Di Indonesia terdapat pabrik PN Padalarang yang sudah bekerja sejak tahun 1922. Kini produknya semakin turun mutunya. Di Finlandia misalnya masih terdapat mesin yang berumur 100 tahun lebih. Selain dirawat dan ditingkatkan serta dilengkapi mesin lain, juga mesin itu dimanfaatkan untuk membuat kertas jenis khusus. Berkata Raita: "Mesin kertas tak akan bisa musnah " TVW saat ini terlibat dalam beberapa perundingan dengan pemerintah Indonesia. Antara lain adalah proyek pembuatan kertas untuk kantung semen. Proyek ini dimatangkan bersama Perhutani dan direncanakan berkapasitas sekitar 100 ribu ton setahun. Kertas ini memang harus memenuhi berbagai standar dan mutu internasional. "Tapi belum ada yang berupa komitmen," ujar Raita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus