BARU dua mobil yang mampir mengganti ban. Tapi wanita
berkulit sawo matang, pemilik toko yang duduk di belakang meja
itu tenang-tenang saja. "Pasaran biasa saja. Cuma sekarang ini
bulan tua. Jadi pembeli agak sepi," katanya pekan lalu.
Tapi bagaimana pun ada suasana baru di toko "Hadi" yang
terletak di daerah Senen, Jakarta, itu. Papan namanya baru saja
dibikinkan Goodyear. Produsen ban asal Amerika Serikat itu
sekaligus menumpang popularitas di papan nama itu. Malahan besar
hurufnya mengalahkan nama toko.
Suasana Goodyear memang terasa di toko-toko penyalur ban
sekarang. Ini rupanya dipersiapkan pabrik ban yang berpusat di
Bogor itu dalam menghadapi persaingan yang bakal meruncing tahun
depan. Mulai awal 1981 produksi bannya yang 5500/hari akan
digelembungkan menjadi 6260. Sementara pabrik-pabrik saingannya
akan meningkatkan produksi sekitar 40%. Bridgestone misalnya
akan meningkatkan produksi 2750 ban perhari menjadi 4000.
Sedangkan Intirub naik dari 2400 menjadi 4000.
Kemudian muncul pula saingan baru dari PT Gajah Tunggal.
Pabrik ban sepeda motor dan scooter ini mulai awal tahun depan
akan membikin ban mobil pula. Kapasitas penuh pabrik yang
terletak di Tangeran itu akan mencapai 4000 ban tiap hari.
Peningkatan produksi ini besar kaitannya dengan perbaikan
jalan-jalan raya yang dilaksanakan pemerintah. Tambahan lagi
untuk tahun 1980 lebih kurang 100.000 mobil hasil rakitan baru
turun ke jalan. Menambah sesak sekitar satu juta buah mobil yang
silang-siur di seluruh Indonesia.
Grand Prix
Pasaran ban sekarang ini memang berada di tangan Goodyear.
Selain karena namanya yang sudah dikenal hampir setengah abad,
promosinya cukup gencar. Sampai bulan Juli saja untuk promosi
sudab tersedot Rp 195 juta. Tak heran dari perdagangan ban yang
mencapai 3,6 juta itu, 44% dikuasai Goodyear. Mengalahkan
Bridgestone (27%), Intirub (22%) dan Dunlop (7%).
Untuk ban radial dia jauh lebih unggul. Lewat iklannya di
televisi tentang cengkeraman ban radial yang kuat dan menjadi
ban andalan dalam Grand Prix, .. ia menguasai 60% pasaran.
Yang belum bisa dia kuasai tinggal industri perakitan mobil.
Mobil-mobil yang baru dirakit 49% menggunakan Bridgestone. Ban
buatan pabrik PMA Jepang ini tak heran menjadi pilihan utama
untuk mobil-mobil baru seperti Toyota dan Mitsubishi. Goodyear
hanya kebagian 26% dalam bisnis perakitan mobil di Indonesia
yang 90% didominir merk Jepang.
Untuk pasaran bebas, Goodyear seperti dikatakan manajernya,
Effendi Sahib, akan mempertahankan pengaruhnya. Selain ban mobil
dia juga membuat ban sepeda, sepeda motor, skuter, lengkap
dengan ban dalamnya. Jumlah produksi setahun 1,9 juta ban.
Tahun depan ban radial dan ban untuk alat-alat besar akan
menjadi sasaran utama. Untuk itu Goodyear memerlukan tambahan
investasi Rp 11 milyar. Masyarakat terbuka pula kesempatannya
untuk ambil bagian dalamlangkah Goodyear ini. Sebab mulai 24
November sampai 6 Desember Goodyear menawarkan sahamnya kepada
masyarakat lewat pasar modal. Total nominal yang ditawarkan Rp
7,7 milyar. Tiap saham yang harga nominalnya Rp 1000 akan dijual
dengan harga Rp 1250.
Goodyear menjanjikan untuk tahun 1981 akan memberikan dua
kali dividen. Masing-masing sekitar 14 sampai 15%. "Selain itu
akan diberikan pula dividen bonus yang akan dibayarkan pada
kuartal pertama tahun 1981," kata Segara Utama, Direktur PT
Merincorp, penjamin utama emisi Goodyear kepada Yunus Kasim dari
TEMPO .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini