Teknologi Informasi Bank Mandiri

Bank Mandiri akan mengeluarkan investasi US$ 200 juta (Rp 1,8 triliun) untuk membangun sistem teknologi informasinya. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membeli peranti lunak dan peranti keras, serta untuk mengembangkan e-banking, jasa konsultasi, dan manajemen. Pada tahun ini, Bank Mandiri akan mengeluarkan US$ 100 juta dari kas sendiri dan sisanya di-belanjakan pada tahun depan (US$ 60 juta) dan tahun 2003 (US$ 40 juta). Pengeluaran itu merupakan jumlah yang tidak sedikit mengingat Bank Mandiri sebentar lagi bakal mengeluarkan sekitar Rp 3 triliun untuk membeli saham Bank Internasional Indonesia (BII). Sejumlah karyawan Mandiri juga mengkritik belanja US$ 200 juta ini karena dianggap terlalu mahal. Sumber TEMPO di BII mengungkapkan, Mandiri sebetulnya tak perlu mengeluarkan dana sampai US$ 200 juta. Dengan mengakuisisi BII, otomatis Mandiri akan bisa menguasai sistem dan teknologi perbankan yang dimiliki BII. "Sistem kami tergolong yang paling maju di Indonesia, yang juga dipakai di Citibank," katanya. Sumber ini menambahkan, langkah akuisisi itu secara otomatis juga mengurangi pengeluaran Mandiri untuk mengembangkan teknologi informasinya. Tapi semua keputusan ada di tangan Bank Mandiri sendiri. Maklumlah, Bank Mandiri memang memiliki target luar biasa, yakni menjadi corporate banking sekaligus retail banking. Ini berbeda dengan BII, yang memang dikenal kuat sebagai retail banking.