MENCARI pasar alternatif seperti yang dianjurkan Menteri Perdagangan Arifin Siregar sudah lebih awal dilakukan PT Armada Eka Lloyd (PT AEL). Mulai 8 Januari berselang, perusahaan pelayaran nasional ini membuka jalur langsung ke RRC dengan dua pelabuhan tujuan: Shanghai dan Wang Fo. "Kami membuat terobosan sebelum dimasuki orang lain," kata T. Nazri, manajer cabang PT AEL di Medan. "Biaya tambangnya jadi lebih murah." Rintisan AEL didukung oleh banyak eksportir Indonesia yang selama ini mengalami kesulitan transportasi ke RRC. Mereka juga yang menyambut rencana tersebut ketika dicetuskan oleh Wakil Dirut PT AEL Jaka S. Aryadipa dalam kunjungan rombongan Kadin ke Beijing, tahun lalu. Kebetulan PT AEL tidak sulit membina kerja sama dengan partner yang berpengalaman dalam urusan dagang dengan RRC, yakni Coreck Maritime, sebuah perusahaan Jerman. Maka, dicarter dua kapal Macedonia dan Geomilev, masing-masing berkapasitas 14.500 dwt. Dan disepakati satu hal penting: Coreck mencari muatan di RRC, PT AEL di Indonesia dengan menyinggahi tiga pelabuhan: Tanjungpriok, Jambi, dan Belawan. Sebegitu jauh, semua lancar-lancar saja. Selasa lalu, kapal Geomilev mengangkut muatan 10.500 m3 yang isinya plywood, karet, dan pulp ke RRC. Dari sana, kapal yang sama mengangkut bahan kimia, kedelai, pupuk, dan barang konsumsi ke Indonesia. Menurut Nazri, jika kerja sama ini menguntungkan, mereka akan berpatungan membeli kapal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini