Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tidak memilih devaluasi

Pm mahathir mohamad menyatakan tidak akan ada devaluasikan ringgit. devaluasi, menurutnya, akan membawa akibat buruk. untuk menyehatkan ekonomi, pemerintah akan menggalakkan investor asing. (eb)

4 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISU devaluasi lagi gencar-gencarnya di Malaysia. Karena itulah selama sepekan silam Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia, bersama para anggota kabinet merumuskan ketentuan-ketentuan baru beserta syarat untuk para pengusaha modal asing. Mahathir, dengan julukan Shogun dari Malaysia itu, menjamin bahwa mata uang ringgit tetap mantap terhadap dolar. "Kita tak akan melakukan devaluasi," katanya, seusai sidang kabinet, pekan silam. Lagi pula, katanya, pemerintah tak percaya langkah mendevaluasikan ringgit menjadi pil penyembuh perekonomian yang tengah lesu. Ikhtiar yang kini tengah dilakukan adalah dengan menyedot investor asing sebanyak-banyaknya ke Malaysia. Karena itu, selama sepekan ini, Perdana Menteri Malaysia itu berada di New York khusus bertemu dengan para pengusaha Amerika Serikat. "Ini memang tindakan radikal dari Kebijaksanaan Ekonomi Baru . . . tapi harus kita lakukan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat," katanya. Selain itu, menurut Perdana Menteri devaluasi hanyalah tindakan jangka pendek yang hanya akan membawa akibat buruk terhadap pertumbuhan ekonomi. Kalau saja devaluasi tetap dilakukan, berarti pemerintah Malaysia harus mempunyai keranjang mata uang ringgit yang lebih banyak, untuk pembayaran pinjaman luar negeri serta membayar impor. Terutama karena perhitungannya dikaitkan dalam mata uang yen Jepang. Agar kebutuhan memperoleh ringgit terpenuhi, satu-satunya cara termudah ialah menaikkan pajak. "Tapi itu adalah langkah terjelek, yang dalam jangka panjang malah menimbulkan inflasi," katanya. Agaknya, itulah yang membuat pemerintah perlu menegaskan tak akan terjadi devaluasi ringgit. Gencarnya isu devaluasi, "Karena memang ada sekelompok orang yang menghendaki terjadi devaluasi -- tapi itu omongan orang tak bertanggung jawab," ucap Mahathir. Spekulasi semacam itu, katanya, tak ada gunanya. Langkah Malaysia untuk mendorong ekspor komoditi nonmigas serta mengundang investor asing, agaknya, merupakan isyarat dan janji pemerintah untuk tidak memotong nilai ringgit. Yulia S. Madjid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus