Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki profesi sebagai agen properti pastinya memiliki banyak pengalaman. Salah satu tantangan ketika menawarkan properti adalah penolakan oleh customer. Content Creator and Property Agent Owner Olivia Liem mengatakan para agen properti tidak perlu bersedih ketika pelanggan ogah membeli rumah yang ditawarkan. "Mungkin dia tidak beli, tapi temannya yang akan beli. Makanya harus tetap memberikan service terbaik," katanya pada acara peluncuran virtual Agent Academy pada 7 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ex-CEO Podkesmas Asia Network Roy Simangunsong setuju dengan pendapat Olivia Liem bahwa setiap agen properti wajib memberikan layanan terbaiknya. Menurut Roy, sangat wajar ketika ada penolakan dalam proses jual beli. Walau begitu, ia menyarankan agar para agen properti tidak terlalu lama bersedih. "Penolakan itu bukan selalu artinya barang yang kita jual itu tidak bagus. Tapi memang karena tidak cocok dengan pembelinya," katanya yang mengingatkan bahwa pelanggan memiliki beragam kemauan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maka itu, ia pun mengajak para agen properti untuk belajar soal copy writing. Cara menjual dengan bercerita bisa membantu para agen untuk memilah minat para calon pembeli.
Selain itu, Roy juga meminta agar para agen properti bisa mengalanalisa lebih dalam lagi atas berbagai penolakan yang terjadi. "Ada pembeli rumah yang mengutamakan interior dan fasilitasnya, ada juga yang menolak karena budgetnya tidak cukup walaupun ia menyukai rumah yang kita tawarkan," katanya.
Dengan menganalisa berbagai penolakan yang terjadi, maka para agen properti pun bisa memberikan jalan keluar terbaik dan menyesuaikan keinginan dan kebutuhan para pelanggannya. Roy mencontohkan soal dana pelanggan yang mungkin belum pas. "Maka coba tawarkan soal berbagai cara pembayaran yang mungkin cocok dengan pelanggan," katanya.
General Manager Agent Sales Rumah123, Eki Yusuf, setuju bahwa penolakan adalah hal yang wajar dialami agen properti. Ia menyarankan agar para agen properti menggunakan sosial media dalam memberikan penawaran terbaiknya. "Pertemuan (antara pembeli dan penjual) sudah sering terjadi di sosial media," katanya.
Eki juga mengajak para agen properti untuk mengembangkan diri lebih lanjut. Salah stau cara mengembangkan diri adalah dengan mengikuti kelas di Agent Academy. “Sudah jadi komitmen kami untuk tidak hanya membantu para pencari properti menemukan hunian idaman mereka saja, namun juga para agen properti yang jadi jembatan penting antara konsumen dan pelaku bisnis real estate. Tim Rumah123 telah menyiapkan program pembelajaran yang komprehensif dan dikemas dengan sistem yang interaktif," katanya.
Profesi sebagai agen properti dalam beberapa tahun belakang semakin banyak dilirik oleh berbagai kalangan. Sejalan dengan terus membaiknya sektor properti dan naiknya permintaan pasar, tentunya kebutuhan akan agen properti yang dapat memberikan layanan terbaik untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Marketing Communication Manager 99 Group Indonesia, Elizabeth Cornelia, menjelaskan para agen properti memiliki tugas tidak hanya menginformasikan keunggulan produk. "Agen properti juga perlu menguasai teknik pemasaran lainnya seperti public speaking, digital marketing dan personal branding yang baik sehingga menjadi daya tarik bagi calon pembeli," katanya.
Elizabeth mengatakan semua materi ini akan didapatkan di Agent Academy by Rumah123. Timnya menargetkan pangsa yang luas, yaitu agen properti pemula hingga berpengalaman untuk dapat mengikuti berbagai kelas yang telah disediakan. “Harapannya dengan kerja sama yang kami lakukan dengan para mentor ini, para peserta Agent Academy by Rumah123 bisa mendapatkan kemampuan esensial yang dapat membantu dalam proses penjualan," katanya.
Baca: AgentNet, Agen Properti Berbasis Android
