Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tol Solo - Yogyakarta, PUPR: Tak Ada Penolakan, Jalan Terus

Selama ini Gubernur DIY mengingatkan apabila pembangunan Tol Solo - Yogyakarta membawa manfaat bagi masyarakat, maka silakan dilanjutkan.

24 Juni 2019 | 15.02 WIB

Gerbang Tol Colomadu menjadi pintu keluar bagi pemudik dari Jakarta menuru Solo dan Yogyakarta.TEMPO/Wawan Priyanto
Perbesar
Gerbang Tol Colomadu menjadi pintu keluar bagi pemudik dari Jakarta menuru Solo dan Yogyakarta.TEMPO/Wawan Priyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melalui diskusi dan perdebatan yang panjang, akhirnya pembangunan jalan tol Solo - Yogyakarta yang sempat ditentang oleh Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dilanjutkan kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sugiyartanto mengatakan bahwa setelah adanya diskusi, maka diputuskan pembangunan dilanjutkan kembali. "Update-nya semua sesuai rencana, tidak ada penolakan, kok," ujarnya, Jumat, 21 Juni 2019.

Sugiyartanto menambahkan bahwa yang dimaksud oleh Gubernur DIY apabila pembangunan membawa manfaat bagi masyarakat,  maka silakan dilanjutkan. Begitu pula sebaliknya.

Adapun pembangunan Tol Solo - Yogyakarta terdiri atas dua paket yakni Solo - Prambanan yang masuk dalam wilayah Jawa Tengah dan ruas Yogyakarta - Prambanan yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit sebelumnya mengatakan bahwa sejak awal Gubernur DIY Sri Sultan HB X sangat konsisten untuk minta diberikan konsep mengkaitkan antara tol dengan pembangunan ekonomi masyarakat.

Sebagai informasi, Sultan menyampaikan akses ke bandara baru di Kulon Progo lebih baik berupa jalur biasa non-tol agar masyarakat sekitar bandara juga bisa merasakan manfaat ekonomi. Apabila YIA terintegrasi dengan tol, masyarakat Kulon Progo hanya dilalui pengguna bandara begitu saja.

Dampak ekonomi dari keberadaan bandara pun tidak akan dirasakan oleh masyarakat luas. “Enggak pakai tol. Keberadaan bandara kan untuk pertumbuhan ekonomi Yogya. Kalau medhun (turun) airport ditampani (langsung ke) tol, Yogya oleh (dapat) apa? Kan enggak dapat apa-apa. Makan saja enggak,” kata Sultan. 

Menurut Sultan, lebih baik untuk akses ke YIA menggunakan jalan raya biasa atau jalur nontol seperti Jalan Jalur lingkar Selatan (JJLS). JJLS akan terhubung dengan Bandara YIA. Pemerintah juga menyiapkan jalur lewat Bedah Menoreh yang terhubung dengan Candi Borobudur untuk menunjang pariwisata ke wilayah Pegunungan Menoreh.

Pada pemberitaan sebelumnya, Adhi Karya memproyeksi pembangunan jalan tol Solo - Yogyakarta - Kulon Progo bisa dimulai pada semester kedua 2019.  Jalan tol tersebut, akan membentang dari Solo hingga Yogyakarta International Airport di Kulon Progo. Konstruksi melayang menjadi jalan tengah rencana pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah Yogyakarta.

BISNIS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus