Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengakui tren bersepeda di kalangan warga perkotaan pada masa pandemi corona meningkat drastis. Namun, pemakaian kendaraan non-bahan bakar ini masih sebatas kepentingan gaya hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di Indonesia saya melihat ada peningkatan, namun hanya dari sisi pembelian. Sepeda digunakan lebih untuk kegiatan olahraga atau mungkin foto-foto,” tutur Budi Setiyadi dalam konferensi virtual, Jumat, 25 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun tren sepeda di Indonesia, kata dia, belum digunakan untuk menunjang mobilisasi atau pergerakan sehari-hari. Misalnya sebagai alternatif pengganti transportasi kereta atau moda lainnya.
Sedangkan di tingkat global, menurut dia, tren kepemilikan sepeda juga meningkat selama wabah corona. Namun penggunaannya untuk kepentingan transportasi alternatif. Budi Setiyadi mencontohkan tren yang terjadi di Jepang.
“Di Jepang, seperti Tokyo, peningkatan pengguna sepeda tinggi. Namun sepeda dipakai sebagai alternatif transportasi untuk menghindari (penularan) Covid-19 (di dalam angkutan umum),” ucapnya.
Berkaca dari Jepang, Budi Setiyadi berharap, masyarakat Tanah Air dapat memanfaatkan sepeda sebagai moda pergerakan sehari-hari. Ihwal dukungan pemerintah, dia mengatakan telah mendorong daerah untuk mengatur infrastruktur jalan kendaraan roda dua non-BBM itu.
Saat ini, ujar dia, pemerintah daerah juga sudah mulai memiliki regulasi yang menaungi pesepeda, misalnya di DKI Jakarta. Bahkan, pemerintah setempat telah mendukung dengan penyediaan jalan khusus dan infrastruktur lain.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA