Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agoes Triboesono mengatakan masih terdapat sekitar tujuh persen rumah tangga di Indonesia belum mendapatkan aliran listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tujuh persen rumah tangga di Indonesia masih belum teraliri listrik. Itu khususnya di bagian timur," ujar Agoes Triboesono dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Aula Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis, 30 November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Agoes angka rasio elektrifikasi berada pada 93,08 persen pada Oktober 2017. Rasio elektrifikasi adalah jumlah rumah tangga yang berlistrik dibagi rumah tangga secara keseluruhan.
Agoes mengatakan Papua dan Nusa Tenggara Timur merupakan daerah yang rasio elektronifikasi paling rendah di Indonesia. Di NTT berada pada angka 48.91 dan di Papua berada pada 58.99. "Di Jawa juga belum 100 persen," kata Agoes.
Agoes menilai kesulitan pemerintah menyalurkan listrik pada daerah yang belum menerima aliran listrik disebabkan oleh masih minimnya infrastruktur dan transportasi menuju lokasi.
Menurut Agoes pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang berjalan, nantinya dapat menjangkau hal tersebut. "Diharapkan infrastruktur ketenagalistrikan bisa (semakin) diakses masyarakat (ke depan)," kata Agoes.
Agoes mengatakan seluruh desa di Indonesia akan menerima aliran listrik pada 2019.
"Untuk goal 100 persen, target 2019. Kita usahakan untuk itu(seluruh desa menerima aliran listrik)," kata Agoes.
Hingga saat ini menurut Agoes terdapat 2.500 desa yang belum menerima aliran listrik. "Itu nanti kita konsolidasikan dan koordinasikan dengan teman-teman PLN (Perusahaan Listrik Negara)," kata Agoes.