Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Umurnya 40 Harap-Harap Cemas

Kantor berita antara, jakarta, merayakan hari jadinya yang ke-40 pada tanggal 13 desember 1977. "antara" sebagai kantor berita resmi masih harus dibenahi baik sarana maupun statusnya.

24 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI jadinya cuma diperingati dengan nasi tumpeng. Para wartawan dan karyawannya saja hadir makan siang bersama di kantin kantor berita Antara, Jakarta. anggal 13 Desember itu dibiarkannya berlalu seperti hari kerja biasa. "Mudah-mudahan," demikian satu redakturnya menghibur diri, "kehidupan Antara dimulai pada usia 40." Banyak orang mengharap bahwa itu bisa terwujud, dengan harap-harap cemas. Dibanding waktu Adam Malik dkk memulainya 40 tahun yang lalu, Antara sekarang sudah merupakan raksasa dengan jaringan pemberitaannya yang meliputi seluruh propinsi Indonesia. Ia kini terbesar pula dibanding dua kantor berita nasional lainnya -- KNI dan PAB. Tapi kondisi dan kebolehannya masih jauh tercecer dibanding usianya yang sudah lanjut. Teleprintor Raksasa ini adalah hasil pencaplokan P[A, bekas Aneta, ke dalam Antara pada tanun 1962. Pemerintah Orde Lama ketika itu membuat Antara sebagai alat revolusi yang tak ada akhirnya. Ini berarti ia menjadi alat pemerintah. Status demikian tetap bertahan sesudah 1966, walaupun revolusi sudah tidak dicanangkan lagi. Namun para pengasuh Antara merasakan bahwa pemerintan masih belum memiliki kantor berita ini. Karena terbukti bahwa ia tidak mendapat bantuan keuangan dari anggaran negara. Pemerintah masih membiarkannya bak ayam kampung mencari makanan sendiri. Kebetulan sedikit saja makanan yang bisa dikekasnya. Antara hidup torutama dari hasil penjualan berita kepada lingkungan pers maupun non-pers. Sebagian besar pelayanannya dilakukan aengan bulletin yang terbit dua kali sehari pada tiap hari kerja, dan sekali saja pada hari libur Cara pelayanan begini sudah dianggap kuno. Selain biasanya tinggi, ia terlambat selalu. Sudan dicobanya merintis pelayanan dengan teleprinter. Tapi kondisi pasaran belum rmemungkihkannya. Usaha modernisasi ini berjalan lamban sekali. Grup Merdeka, Kompas, Sinar Harapan dan Berita Buana -- itu saja koran Jakarta yang mampu membeli pelayanan Antara dengan teleprinter. Majoritas surat kabar langganannya masih dilayani dengan bulletin. Adakalanya sesuatu komunikasi belum bisa menjangkaunya. Bagi koran di luar Jakarta, yang umumnya lemah, pelayanan teleprinter itu lebih merupakan impiam Tapi TVRI dan RRI, yang semustinya mampu dan dari segi teknis juga memungkinkan masih enggan membeli pelayanan teleprinter Antara. Berita Antara kini disampaikan ke TVRI-RRI dengan motorist saja. Langganan pers cuma menghasilkan 25-30% dari seluruh pendapatan Antara. Pendapatannya terbesar adalah dari sumber non-pers. Langganan non-pers ini pun sebagian besar dilayaninya dengan bulletin. Satu tahun terakhir ini Antara juga menjual RAES (Reuters Antara Economic Service) dengan pelayanan teleprinter tapi masih sedikit dunia usaha yang mau berlangganan. Pasaran berita di negeri ini memang masih sempit. Sementara itu Antara pun tidak dikenal agresif dalam menjual. Dengan bisnisnya yang lemah pertumbuhan Antam jadi terbatabata. Jika tapa perobahan radikal, terutama dalam statusnya, sepuluh tahun lagiAntara pun akan tetap begini. Ia akan tetap hidup tapi, katakanlah, sebagai raksasa yang kekurangan gizi. UU Pokok Pers 1966 memungkinkan pemerintah mendirikan kantor berita. Melihat gelagatnya sekarang, pemerintah akan tetap memakaiAntara sebagai kantor berita resrni. Cuma persoalannya ialah dalam bentuk jawatan atau Perum atau PT (persero)? Ismail Saleh SH, orang kedua di Sekneg 1, yang memimpin Antara cenderung memilih bentuk PT supaya, seperti dikatakannya dalam interpiu TEMPO, "Ia bisa beruntung dan hidup di atas kaki sendiri." E3antuan pemerintah untuk Antara, jika akan diberikan, menurut pendapatnya, mungkin sekedar "sebagai pelengkap", tidak terjamin akan teratur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus