Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Untuk bppc belum cair ?

Dua pabrik kretek,pt djarum dan pt nojorono,membeli cengkeh dari bppc dengan harga rp 12449 per kg. harga di daerah anjlog sampai rp 3500. sebagian besar cengkeh tahun silam sudah di tangan pedagang

4 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua pabrik kretek membeli cengkeh dari BPPC. Harganya Rp 12.499 per kg, sementara harga di daerah anjlok sampai Rp 3.500. TARIK tambang antara Gappri (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia) dan BPPC (Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh) tiba-tiba melentur. Senin pekan ini, Dirut PT Djarum Bambang Hartono dan Direktur PT Nojorono, Pamoedji, berunding dengan Ketua BPPC Hutomo (Tommy) Mandala Putera. Hari itu juga, terjadilah transaksi pembelian cengkeh. Djarum membeli 3.000 ton, dan Nojorono membeli l.000 ton. Kedua pengusaha kretek itu mengatakan bahwa mereka tidak berkonsultasi lebih dulu dengan Gappri. "Sampai hari ini kami merasa harus berhubungan dengan BPPC, sesuai dengan SK Menteri Perdagangan," ujar Pamoedji. Budi Santoso, yang mendampingi Bambang Hartono, berpendapat sama. "Kami rasa, lapor atau tidak melapor ke Gappri, tidak ada bedanya. Pemerintah sudah jelas menunjuk BPPC selaku badan penyangga cengkeh. Stok nasional ada di BPPC," kata Budi, yang juga konsultan Gappri. Namun, prakarsa BPPC ikut menentukan. Menurut seorang staf BPPC, konsorsium cengkeh ini sudah mengontak tak kurang dari 100 pabrik kretek besar dan kecil. "Mungkin yang lain-lain masih mempunyai stok," katanya. Meskipun demikian, pembelian yang dilakukan Djarum Kudus atas cengkeh BPPC, bisa ditafsirkan sebagai indikasi bahwa stok pabrik-pabrik lain sudah menipis. Kendati menurut SK Menperdag harga cengkeh dari petani adalah Rp 7.000 Rp 8.500, hari itu BPPC menjual Rp 12.449 per kg. Itu belum termasuk ongkos- transpor dan bongkar muat di pelabuhan. Namun, "Kami senang karena bisa mendapat cengkeh Manado," ujar Budi. Cengkeh dari Minahasa kabarnya menyemprotkan keharuman yang khas. Mengapa harga begitu tinggi? Menurut Tommy, 4.000 ton cengkeh tadi adalah stok BPPC yang dibeli antara tahun 1987 dan 1990. Kalaupun harga tinggi, itu karena modal pembelian stok lama dihitung menurut suku bunga pinjaman komersial, 26% per tahun. Kalau pabrik kretek mau beli stok baru, bisa mendapat harga Rp 10.475 per kg. Lebih murah, karena masih mengandung kadar air 5%-10%. Lagi pula biaya modal sudah mendapat subsidi dari BI. Belum lama ini Gubernur Bank Indonesia Adrianus Mooy menyiapkan kredit likuiditas sebesar Rp 359 milyar dengan bunga 17% per tahun untuk BPPC. "Dana lunak ini tidak bisa dipakai untuk membayar utang komersial. Itu hanya bisa dipakai untuk membeli cengkeh panenan baru," Tommy menegaskan. Namun, dana itu, menurut Tommy, sampai Senin pekan ini belum cair. Dan BPPC tak bisa membeli cengkeh karena kehabisan modal. Itu sebabnya harga cengkeh -- - antara lain di Maluku -- anjlok sampai sekitar Rp 3.500 per kg. Menurut sinyalemen BPPC, yang juga diakui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kumhal Djamil, sebagian besar cengkeh produksi tahun silam sudah di tangan pedagang. Mereka diduga berspekulasi bahwa KUD akan mendapat kredit banyak dari BI lalu memborong cengkeh petani. Dalam suasana uang ketat, bantuan kredit BI kepada BPPC masih terus mengganjal pemikiran para pengamat ekonomi. Dr. Sjahrir, dari Yayasan Padi Kapas mempertanyakan seberapa jauh bantuan BI akan terus berlanjut. Lalu, dengan harga yang disangga begitu, apakah tidak akan merangsang produksi cengkeh petani sehingga suplai melampaui permintaan? Tommy berpendapat, hal itu tidak menimbulkan masalah. "Berapa pun produksi petani, tetap akan kami beli. Selain itu, BPPC juga berusaha mencari dana pinjaman dari luar negeri," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus