Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Untung, ada pata

Konperensi pata di bali mengisi kekosongan kamarkamar hotel. promosi pariwisata indonesia bagus. konperensi pata ke 40 mengutamakan dampak pariwi- sata terhadap lingkungan, pengembangan wisata.

20 April 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konperensi PATA di Bali menyelamatkan kamar hotel dari kesunyian. Promosi kita makin bagus? KAWASAN wisata Nusa Dua, Bali, diserbu umbul-umbul warna-warni. Kompleks perhotelan yang bertebaran di pinggir pantai pun punya kesibukan padat. "Keramaian seperti ini paling seminggu, setelah itu sepi lagi," kata Ketut Suwija, sopir taksi gelap yang lagi panen. Keramaian yang dimaksud itu adalah konperensi ke-40 PATA yang dibuka Presiden Soeharto di Nusa Indah Convention Centre, Rabu pekan lalu. Konperensi tahunan asosiasi kepariwisataan Asia Pasifik ini ditutup Sabtu 13 April ini. Inilah konperensi PATA yang paling banyak diikuti, meliputi 1.600 anggota delegasi. Kekhawatiran sesudah konperensi PATA Bali akan sepi lagi adalah kecemasan yang diidap oleh banyak pengusaha perhotelan di Pulau Dewata akibat trauma konperensi PATA 1974 di Bali. Menjelang konperensi PATA 1974, beberapa hotel baru dibangun dengan harapan ada ledakan turis, tapi sia-sia. Akibatnya, hotel melakukan perang tarif, dan sejumlah hotel jatuh bangkrut. Menjelang konperensi PATA 1991 ini pun kamar hotel ditambah hingga ada lonjakan di akhir 1990, dari 4.811 menjadi 5.746 kamar. Celakanya, memasuki tahun 1991 yang dicanangkan Pemerintah sebagai Tahun Kunjungan Wisata, arus wisatawan anjlok dan tingkat hunian merosot sekitar angka 35% di bulan Januari-Februari. Dalih utama adalah Perang Teluk. Kini perang sudah berakhir, tetapi turis masih sedikit, kecuali selama konperensi PATA berlangsung. "Yang diperlukan adalah promosi yang terus-menerus, terutama yang langsung ke luar negeri. Bukan saja promosi keindahan alam, tetapi juga keamanan di Indonesia," tutur Astuti Kompyang, pemilik Segara Village, Sanur, yang kecipratan rezeki akibat PATA. "Promosi kita sudah bagus. Setiap ada kegiatan yang bisa menjual Indonesia kita ikuti," kata Menparpostel Soesilo Soedarman. "Misalnya kita sudah dua kali ikut pawai bunga di Pasadena." Menteri optimistis, trauma PATA 1974 tak terulang. Ketika Indonesia diputuskan untuk menjadi tuan rumah konperensi ke-40 PATA, dijajaki juga pencanangan Visit Indonesia Year. Menurut Presiden PATA, kesempatan itu sangat berharga mengingat banyak negara ingin menjadi tuan rumah konperensi. Sasaran Indonesia tidak muluk, hanya menetapkan angka 2,4 juta wisatawan dalam tahun ini. Artinya kenaikan yang tidak berarti dari tahun sebelumnya. Masa berlibur di Indonesia ditargetkan di atas 12 hari per turis. Tahun lalu, rata-rata seorang turis berdiam 11 hari di Indonesia. "Untuk itulah kita aktif memperkenalkan daerah wisata baru," kata Soesilo Soedarman. Konperensi PATA adalah satu ajang promosi yang biasanya mencapai sasaran, khusus bagi mereka yang pintar memanfaatkannya. Lihatlah, apa yang dilakukan delegasi Hong Kong, selama konperensi di Bali ini. Selain membagi-bagikan cenderamata, mereka juga menyebar buklet. Hong Kong ditetapkan sebagai tempat konperensi PATA tahun depan. Kanada juga menonjol promosinya dengan menjamu wartawan dan penulis pariwisata yang meliput konperensi PATA ini di Hotel Hilton Nusa Dua. "Industri pariwisata tanpa promosi terus-menerus adalah bohong," kata Thomas C. Pannay, juru bicara delegasi itu. Adapun konperensl PATA kali ini tampak mengutamakan soal dampak pariwisata terhadap lingkungan. Sebagai pengantar diskusi, tak tanggung-tanggung hadir pendekar lingkungan inter-nasional, Pangeran Bernhard dari Belanda, dan Emil Salim, yang menyampaikan pidatonya beberapa saat setelah konperensi dibuka. Selain itu, ada pembahasan tentang pengembangan daerah wisata dan dampak sosialnya. Putu Setia (Nusa Dua)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus