Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin Rosan P Roeslani mengakui kebijakan pemerintah menetapkan harga vaksin gotong royong sebesar Rp 500 ribu per dosis cocok dengan hitung-hitungan pengusaha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penetapan harga ini sebelumnya telah diumumkan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini masuk dalam range yang diterima oleh perusahaan,” ujar Rosan saat dihubungi Tempo, Selasa, 11 Mei 2021.
Vaksin gotong royong adalah program vaksin yang digelar secara mandiri oleh pengusaha. Vaksin tersebut dikhususkan bagi pekerja dan keluarganya yang seluruh biayanya ditanggung perusahaan.
Saat ini terdapat dua pilihan untuk jenis vaksin gotong royong, yakni vaksin Sinopharm dan vaksin CanSino. Keduanya dikembangkan oleh perusahaan asal Cina.
Menurut Rosan, masing-masing perusahaan bisa memilih jenis vaksin yang tersedia. Namun, kondisi itu sesuai dengan ketersediaan bahan baku vaksin. “Merek vaksin diperoleh sesuai dengan ketersediaan vaksin dan perusahaan boleh memilih,” kata Rosan. Untuk pengadaan vaksin, Kadin akan bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
Airlangga sebelumnya memastikan sebanyak 500 ribu dosis vaksin sudah tiba di Indonesia dari kontrak sebesar 7,5 juta dosis. Vaksin akan digelar selepas Hari Raya Idul Fitri.
"Vaksin Gotong Royong ini diharapkan bisa dilaksanakan sesudah di akhir bulan Mei ini. Dan ini sudah mendapatkan sertifikasi baik dari BPOM maupun dari MUI," kata Airlangga.
Pemerintah menyatakan vaksin gotong royong diprioritaskan berdasarkan zonasi untuk menekan penyebaran Covid-19. Prioritas itu juga mempertimbangkan perusahaan-perusahaan yang telah mendaftar ke Kadin dan sektor industri padat karya. Jumlah perusahaan yang telah mendaftar tercatat mencapai lebih dari 2.000 badan usaha.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | EGI ADYATAMA