Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana mengatakan pemerintah masih mengkaji rencana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Menurut dia, pemerintah tidak bisa memutuskan proyek teresbut secara tiba-tiba tanpa evaluasi.
“Prinsipnya, kalau memudahkan dan membuat transportasi murah dan nyaman, why not?” ujar Suntana saat ditemui usai acara pelantikan lulusan Sekolah Kedinasan Kementerian Perhubungan di Monas, Jakarta, Kamis, 14 November 2024.
Suntana juga mengatakan setiap proyek akan melalui tahapan feasibility study (FS) atau studi kelayakan. Terlebih, Presiden Prabowo Subianto meminta agar tidak ada proyek mercusuar di era pemerintahannya. Karena itu, pemerintah akan melakukan evaluasi dan perhitungan sebelum memutuskan untuk merealisasikan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
“Ini akan membebankan anggaran negara atau tidak? Tapi segalanya untuk kepentingan masyarakat, kemudahan masyarakat,” tutur Suntana.
Hal serupa sebelumnya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kawasan Agus Harimurti Yudhoyono. AHY, sapaannya, mengatakan kereta cepat Jakarta-Surabaya memang perlu diwujudkan. Namun, proyek ini membutuhkan sumber daya yang besar, sehingga perlu dukungan banyak pihak.
“Kalau bisa diwujudkan, menghubungkan Jakarta-Surabaya, lintasan yang digunakan oleh puluhan bahkan ratusan juta penduduk, saya rasa bukan hanya monumental tapi akan memberi nilai ekonomi tinggi,” kata AHY di Kementerian Perhubungan, Rabu, 30 Oktober 2024. “Akan saya pelajari.”
Soal proyek ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi periode 2019-2024 Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengatakan pemerintah segera membentuk tim untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Luhut menyampaikan hal ini setelah bertemu Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi.
“Untuk kereta cepat Jakarta–Surabaya, kami sepakat segera tim dibentuk,” ujar Luhut, dikutip dari laporan Antara pada 21 April 2024.
Wacana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bergulir usai pemerintahan Presiden Jokowi telah merealisasikan kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut Luhut, moda transportasi itu perlu dilanjutkan sampai Surabaya.
Sebab, ia mengklaim jumlah penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung atau yang kini bernama Whoosh, terus meningkat. Misalnya, pada puncak arus mudik Lebaran 2024 yang mencapai 21.422 penumpang atau naik 34 persen. “Kami semua sepakat agar task force yang dibentuk dapat menindaklanjuti kerja sama strategis ini dalam waktu dekat,” kata Luhut saat itu.
Pilihan Editor: Ada Benda Asing di Jalur, Keberangkatan Kereta Cepat Whoosh Tertunda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini