Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Franchise Indonesia, Andrew Nugroho mengatakan bahwa dunia waralaba di Indonesia saat ini masih didominasi usaha makanan dan minuman. Hal ini tak mengherankan karena memang pasar di dalam negeri sangat luas dengan populasi yang besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penyumbang paling banyak dari food and beverage karena pasar Indonesia besar sekali dan luas. Lagipula memang mungkin untuk orang jualan kopi dan jualan kue itu lebih simpel, jadi banyak,” kata Andrew di Jakarta, Jumat 5 Juli 2019.
Pertumbuhan sektor waralaba tahun ini, kata Andrew, ditargetkan sampai dengan 10 persen. Capaian ini memang lebih tinggi dibanding tahun 2018 yang hanya tumbuh lima sampai enam persen.
"Untuk tahun ini, walaupun pertumbuhan waralaba memang didominasi oleh food and beverage, tetapi ada juga sektor lainnya. Seperti jasa-jasa kursus, minimarket juga tetap banyak masih populer juga, karena Indonesia luas sekali, dan pasar besar sekali," ujar Andrew.
Tetapi dia menyangkan untuk waralaba di Indonesia masih lemah dari sisi menajerial. Padahal, hal ini sangat dibutuhkan untuk menembus pasar internasional.
"Walaupun mereka punya konsep, ide, produk dan marketing yang bagus tapi di belakang itu manajemen kurang kuat.Jadi sebenarnya mereka perlu kuatkan dulu seperti manajemen sumber daya manusianya, kualiti kontrolnya dan itu mereka harus perbaiki dulu baru mereka bisa siap ke luar negeri," ungkap Andrew.
Andrew juga mengapresiasi kinerja pemerintah dalam memberikan kemudahan dalam perizinan supaya semua waralaba menjadi legal. Pemerintah juga telah menyediakan program pelatihan untuk membantu mereka untuk maju.
"Pemerintah juga memberikan dukungan dalam acara pameran-pameran waralaba. Bukan hanya di Jakarta tapi juga di kota-kota lain," ujar Andrew.
EKO WAHYUDI