Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cacing pita merupakan cacing yang hidup dalam usus beberapa hewan. Lalu, bagaimana cacing tersebut bisa masuk ke usus manusia? Penyebab utama masuk ke tubuh manusia karena yang bersangkutan mengkonsumsi daging setengah matang dari hewan yang sudah terinfeksi sebelumnya.
Umumnya masalah infeksi cacing pita dapat diatasi dengan berobat saat beberapa gejalanya muncul. Namun, pada beberapa kasus, infeksi cacing pita dapat mengakibatkan masalah serius yang mengancam jiwa.
Baca juga: Heboh Cacing, Waspada Penyakit Cacingan, Tilik Solusinya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari WebMD, terdapat enam jenis cacing pita yang dapat menginfeksi manusia. Cacing tersebut umumnya diidentifikasi berdasarkan asal hewan yang telah terinfeksi. Contohnya, taenia saginata adalah cacing yang berasal dari daging sapi, taenia solium dari babi, dan diphyllobothrium latum cacing yang berasal dari ikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cacing pita mempunyai tiga siklus hidup yang dialami. Fase pertama adalah cacing masih berupa telur. Kemudian, fase kedua telur menetas dan berwujud disebut larva. Fase terkakhir adalah tahap dewasa dimana cacing dapat menghasilkan lebih banyak telur. Pada tahap cacing berbentuk larva, ia memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam otot yang menjadi induk si cacing berparasit. Disinilah infeksi bisa terjadi ketika Anda mengkonsumsi daging mentah atau daging setengah matang dari hewan yang sebelumnya telah terinfeksi.
Penyebab kedua adalah dari seseorang yang sudah terinfeksi cacing. Seseorang yang tidak mencuci tangan dengan baik lalu memasak makanan, dapat menularkan infeksi cacing pita tersebut. Baca juga: Anak Bandel dan Susah Diatur? Ini 3 Jurus Ampuh Mengatasinya
Lalu bagaimana kita mengenali bahwa sudah terinfeksi? Mengenali gejalanya adalah sangat penting, mengingat jika ditangani lebih dini, peluang sembuh pun akan lebih besar.
Nah, mual adalah salah satu gejala terinfeksi cacing piat. Juga merasa lemah, diare, sakit perut, kelaparan atau justru kehilangan nafsu makan, kelelahan, penurunan berat badan, kekurangan vitamin juga mineral. Meski demikian, seringkali infeksi cacing pita tidak memperlihatkan gejalanya.
Pada sebagian kasus, cacing pita dapat menyebabkan komplikasi yang serius, mencakup pemblokiran pada organ usus, atau saluran yang lebih kecil di usus (seperti saluran empedu atau saluran pankreas). Jika larva cacing pita babi berhasil bergerak keluar dari area usus, mereka dapat berpindah tempat ke bagian lain dalam tubuh. Risiko kerusakan pada hati, mata, jantung, bahkan otak, dapat mengancam jiwa.
Bisakah infeksi cacing pita dicegah? Pertama, upayakan untuk menghindari konsumsi ikan dan daging yang mentah.
Baca: Yoghurt Tak Aman untuk Penderita Maag, Mitos atau Fakta?
Kedua, dalam proses memasak, jika Anda memasak daging atur suhu hingga setidaknya 62,77 derajat Celcius untuk seluruh potongan daging dan sekitar 71 derajat celcius untuk daging dan unggas. Selanjutnya, istirahatkan daging selama tiga menit sebelum dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena panas dari hasil pemasakan akan terus membunuh bakteri pathogen yang ada.
Ketiga, agar terhindar dari cacing, ketika Anda berpergian ke negara-negara yang belum berkembang, waspada dengan lingkungan sekitar. Masak buah dan sayur dengan air mendidih sebelum Anda konsumsi. Dan, keempat, yang terpenting adalah untuk membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun, dan air panas kalau perlu, sebelum menyiapkan ataupun mengkonsumsi makanan.
WEBMD | MEDICALNEWSTODAY