Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memang betul, sudah setahun ia tak membayar cicilan. Tapi itu bukan karena sengaja mau mengemplang. "Penjualan mandek. Saya mau bayar pakai apa?" tanyanya. Ia mengaku sudah melakukan beberapa akrobatik agar bisa mencicil pinjaman. Jumlah pegawai dipangkas. Beberapa kapling dan rumah stok dijual obral. Pokoknya jual rugi. Tapi itu tetap tak bisa nutup. Tagihan bunga makin menggunung.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo