Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Zulhas Minta Tambahan Anggaran Rp505 Miliar: untuk Swasembada Pangan

Zulhas meminta tambahan anggaran sebesar Rp505 miliar dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR.

2 Desember 2024 | 17.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta tambahan anggaran sebesar Rp505 miliar dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR. Ia mengatakan anggaran ini diperlukan untuk mewujudkan ambisi Presiden Prabowo Subianto mencapai swasembada pangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tadi saya sampaikan di Banggar, anggaran kami baru Rp40 miliar. Kami memerlukan kira-kira Rp 550 miliar, jadi kurang Rp505 miliar," ujar Zulhas kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan Prabowo telah menetapkan target swasembada pangan dipercepat jadi dari 2028 menjadi 2027. Ia meyakini target itu akan dapat tercapat. Paling sedkit, kata dia, pemerintah akan berfokus mewujudkan swasembada beras terlebih dahulu. Jagung dan beras menyusul.

Parlemen tak langsung menerima usul itu. Banggar, kata Zulhas, akan membahas ihwal penambahan anggaran itu dengan pemerintahan. Pembahasan itu baru akan membuahkan hasilnya 2 hingga 3 bulan mendatang.

Ia sebelumnya menyatakan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen mewujudkan swasembada pangan dan swasembada energi. Khusus untuk mewujudkan swasembada pangan itu, Prabowo membentuk Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan menugaskan Zulhas sebagai pimpinan.

"Nah, saya diberi tugas mengkoordinasi agar kita bisa swasembada pangan dalam kurun waktu lima tahun," ujar Zulhas itu di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta setelah pelantikan menteri, Senin, 21 Oktober 2024.

Ia juga mengklaim pemerintah sudah memiliki garis besar strategi untuk mencapai swasembada pangan tersebut. Salah satunya, mengembangkan pertanian dann tanaman pangan di luar Pulau Jawa, seperti Papua. Ia berujar, mengandalkan Pulau Jawa untuk ketahanan pangan sudah tidak mungkin dilakukan karena persoalan keterbatasan lahan. 

"Oleh karena itu, memang masa depan untuk menanam padi, gula (tebu), dan jagung, itu ada di Papua," kata ia. "Sekarang kita lagi coba kembangkan garis besarnya di Merauke."

Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus