Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PUASA Ramadan tinggal dalam hitungan jari. Kini kaum muslimin bersiap-siap menyambut Idul Fitri. Yang terbayang di benak adalah 1.001 menu maknyus. Godaan makan sepuasnya begitu besar. Hari Raya bisa-bisa menjadi ajang balas dendam.
"Seputar Hari Raya dan pasca-Lebaran merupakan minggu ujian," kata Ari Fahrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam yang juga konsultan gastro enterologi hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Sabtu pekan lalu. Jika tidak lulus, faedah puasa, yakni tubuh menjadi sehat, bisa-bisa melayang.
Menurut Ari, ada tiga unsur dalam puasa yang membuat orang menjadi sehat, yakni pembatasan asupan makanan, keteraturan, dan pengendalian diri. "Pembatasan asupan makanan, dari biasanya tiga kali menjadi dua kali, akan membuat tubuh melakukan penghancuran lemak," kata anggota American College of Physician ini. Tak hanya itu, pembatasan juga menyebabkan pengurangan radikal bebas berbahaya yang masuk tubuh.
Dengan berpuasa sepanjang hari, Ari melanjutkan, seseorang mengurangi camilan yang tidak sehat, seperti cokelat, keju, dan lemak. Juga bisa mengurangi konsumsi makanan manis-asin dan rokok. Bila semua dijalankan, kata dia, "Puasa akan membuat orang sehat menjadi tambah sehat, dan orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes melitus, hipertensi, kencing manis, kegemukan, dan kolesterol tinggi, kondisinya akan membaik."
Keteraturan mengkonsumsi makanan selama puasa juga berefek positif. Misalnya, pasien sakit maag, yang sebagian besar adalah maag fungsional—mengeluh sakit maag tapi tidak ditemukan kelainan saat dievaluasi—keluhannya berkurang dan merasa lebih sehat saat puasa.
Pengendalian diri tak kalah penting untuk menuju sehat. Menurut Ari, jiwa yang sehat merupakan kunci agar seseorang tetap sehat. "Berbagai macam penyakit fisik terjadi karena jiwa yang terganggu," kata ayah tiga anak yang pada Juli lalu meraih gelar doktor dalam bidang ilmu biomedik dari FKUI ini.
Pasien psikosomatik, misalnya, yang sering dilanda kecemasan, asam lambungnya cenderung tinggi. Buntutnya, penyakit maag-nya kambuh. Pengidap hipertensi juga akan naik tekanan darahnya jika emosinya terganggu. Adapun pasien asma bisa kambuh karena dalam kondisi stres. Jantung berdebar, tangan berkeringat, dan pegal-pegal di tengkuk bisa saja berhubungan dengan faktor psikis. Dengan pengendalian diri selama berpuasa, diharapkan faktor psikis yang bisa mengganggu kesehatan fisik tersebut tidak muncul.
"Setelah puasa, seharusnya ketiga hal itu dapat diteruskan dalam keseharian," kata Ari. Caranya, makan tak boleh berlebihan dan sesuai dengan kebutuhan. Sebab, jika berlebihan, makanan akan ditimbun dalam tubuh dalam bentuk lemak, di hati (fatty liver), di kandung empedu, di pembuluh darah jantung, dan otak. Penimbunan itu ibarat menyimpan bom waktu yang berpotensi merontokkan kualitas kesehatan secara keseluruhan. "Keteraturan yang telah dijalankan selama Ramadan, juga hidup selalu berpikir positif dan bisa mengendalikan diri, sudah seharusnya dipertahankan setelah Lebaran," ia menambahkan.
Dokter Saptawati Bardosono, ahli gizi dari FKUI-RSCM, yang juga duduk di Pengurus Pusat Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia, segendang sepenarian. Selain menegaskan pentingnya asupan gizi seimbang setelah puasa, ia mengingatkan pentingnya aktivitas fisik dan minum air minimal dua liter sehari. Jika saat puasa cenderung malas-malasan untuk melakukan aktivitas fisik, setelah puasa kebiasaan itu tak boleh dipelihara lagi. "Stop juga mengkonsumsi zat yang tidak bermanfaat, seperti rokok dan alkohol," katanya.
Tidak hanya pendapat dari para dokter yang juga menjalankan puasa, banyak penelitian medis Barat juga menyimpulkan faedah puasa. Salah satunya yang signifikan adalah penurunan tingkat metabolisme tubuh. Keadaan demikian ini mampu memperbaiki berbagai fungsi organ tubuh lainnya.
Bagi para pemuja kecantikan dan ketampanan, yang menarik adalah efek detoksifikasi tubuh yang maksimal selama puasa. Setelahnya, orang dapat memperoleh kulit yang semakin sehat, wajah lebih muda, dan tubuh lebih energetik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo