Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

10 Cara Meramal Cuaca Tanpa Alat, Bisa Pakai Kelopak Bunga

Cara meramal cuaca tanpa alat, antara lain, memperhatikan hewan liar, melihat gerak kelopak bunga, mengamati perpindahan asap, hingga menghitung jarak

4 Mei 2023 | 11.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cara meramal cuaca tanpa alat masih kerap dipergunakan oleh sejumlah orang. Misalnya bagi nelayan, pelaut, petani, hingga pendaki gunung yang memiliki keterbatasan teknologi. Meski ada lembaga khusus yang dikelola pemerintah untuk memprediksi cuaca, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), metode penentuan kondisi alam berikut sangat diperlukan sebagai ilmu dasar untuk bertahan hidup. 

Cara Meramal Cuaca Tanpa Alat

Dihimpun dari laman Australia Geographic dan The Dyrt, berikut beberapa cara menduga cuaca dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ditemukan di alam maupun mengamati perubahan pada benda-benda langit. 

1.    Perhatikan Hewan Liar

Indera satwa cenderung lebih selaras dengan indikator cuaca alami dibandingkan manusia. Contohnya pada semut yang akan membangun bukit dengan sisi lebih curam saat akan hujan dan sapi akan berkumpul sebelum badai. Jumlah kicauan jangkrik selama 14 detik ditambah angka 40 akan menunjukkan suhu udara dalam satuan Fahrenheit, misalnya 30+40=70 derajat Fahrenheit (21,1 derajat Celcius). 

2.    Lihat Kelopak Bunga

Beberapa jenis bunga, seperti Dandelion dan Tulip akan menutup kelopaknya di malam hari atau disebut dengan nyctinasty. Jika kelopaknya tidak membuka kembali di pagi hari, maka kemungkinan hujan bakal turun. Para ilmuwan meyakini fenomena ini karena flora-flora itu sedang melindungi serbuk sari dari air. 

3.    Manfaatkan Biji Pinus

Mengamati biji pinus menjadi salah satu cara meramal cuaca tanpa alat yang mudah. Bentuk kerucut pada pinus berfungsi sebagai higrometer (alat penunjuk tingkat kelembaban udara) alami. Sisik pada biji tersebut akan membuka saat kering supaya angin dapat membawa dan menyebarkannya. Sementara saat ada uap air (menjelang hujan), biji pinus akan menyegel otomatis alias menutup. 

4.    Dengarkan Ritme Tubuh

Badai yang mendekat dapat dirasakan oleh tubuh manusia. Barometer (pengukur tingkat tekanan udara) alami bisa dilihat dari rambut yang berubah menjadi sangat keriting. Penderita radang sendi juga mampu mendeteksi cuaca karena mengeluhkan nyeri saat tekanan udara turun. 

5.    Lihat Gerakan Asap

Selama cuaca cerah, udara atau asap dari berbagai aktivitas manusia akan terus naik ke langit. Sebelum hujan, tekanan udara menjadi rendah, sehingga asap akan berputar-putar dan akhirnya turun. Kelembaban udara sebelum badai akan meningkat dan menempel pada partikel asap, akibatnya asap terbebani dan jatuh ke tanah. 

6.    Ukuran dan Bentuk Awan

Memperhatikan ukuran dan bentuk awan juga menjadi alternatif cara meramal cuaca tanpa alat. Awan Mammatus yang identik dengan bentuk menggembung menjadi pertanda badai petir. Awan Cirrus yang berwujud tipis dan berserabut juga dianggap sebagai awal badai atau hujan. Altocumulus yang nampak seperti sisik ikan disebut sebagai gejala awal hujan yang diduga akan berlangsung seharian. 

7.    Durasi Petir dan Guntur

Berdasarkan informasi dari Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat, memperkirakan jarak petir dapat dilakukan dengan menghitung jumlah detik antara melihat kilat dan mendengar guntur. Kemudian hasil pengamatan tersebut dibagi dengan angka lima. Misalnya, bunyi guntur setelah kilat adalah lima detik, maka jarak petir 5:5=1 mil. 

8.    Warna Langit

Matahari bersinar dari sudut rendah dan bergerak melalui atmosfer tebal berisi uap air serta debu. Saat matahari terbit dan langit memerah, maka ada uap air di udara sehingga cahaya dihamburkan. Artinya, badai sedang bergerak dari barat ke timur. Sebaliknya, ketika langit memerah di sore hari berarti menunjukkan cuaca membaik dari barat. 

9.    Amati Bulan

Perubahan tekanan udara menjadi lebih rendah menunjukkan kemungkinan terjadinya hujan. Imbasnya, debu di atmosfer akan nampak berkurang dan bulan terlihat lebih cerah serta tajam. Pertanda hujan lainnya ialah munculnya cincin atau halo di sekitar bulan atau biasa dikenal dengan istilah Lunar Corona. 

10.    Bernapas Dalam-dalam

Luangkan waktu untuk berdiam diri dan mencium aroma bunga. Kelembaban udara sebelum hujan akan memperkuat aroma alami di lingkungan sekitar. Cara meramal cuaca tanpa alat juga bisa dilakukan dengan mencium bau kompos atau limbah alami yang dihasilkan tanaman selama perubahan tekanan udara. 

Pilihan editor: Hujan Lebat di Jawa Barat Hari Ini, BMKG: Meningkat Sampai Jumat

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus