Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Celana jins yang Anda kenakan harti ini, tak bisa dilepaskan dari Levi Strauss. Pria yang semula bernama Loeb ini lahir pada 26 Februari 1829 di Buttenheim, Bavaria, Jerman. Ayahnya, Hirsh dan ibunya, Rebecca Haas Strauss memiliki dua anak. Selama tinggal di Bavaria, Levi kerap mengalami diskriminasi agama karena berkeyakinan Yahudi, seperti pembatasan menetap dan membayar pajak khusus.
Mengacu laman Biography, ketika berusia sekitar 16 tahun, Strauss kehilangan ayahnya karena penyakiit tuberkulosis. Akibatnya, ia dan ibu bersama dua saudara perempuannya pergi ke Amerika Serikat (AS) dua tahun kemudian. Setelah tiba di AS, Jonas dan Louis, dua kakak laki-laki Strauss di New York City kembali bersatu dengan keluarga. Di AS, Jonas dan Louis telah mendirikan bisnis barang kering dan Levi ikut bergabung.
Pada 1846, terjadi demam emas California sehingga banyak orang melakukan perjalanan ke Barat untuk mencari kekayaan, termasuk Levi Strauss. Pada awal 1853, ia menuju San Francisco untuk menjual barang ke perdagangan pertambangan. Ia menjalankan perusahaan grosir barang kering dan bertindak sebagai agen Pantai Barat saudaranya. Ia menjual pakaian, kain, dan barang lain menggunakan lokasi berbeda selama bertahun-tahun ke toko kecil di wilayah tersebut.
Saat bisnisnya berkembang, Strauss mendukung tujuan yang berhubungan dengan agama dan sosial. Salah satu tindakan yang dilakukannya mendirikan sinagoge pertama, Kuil Emanu-El, di kota tersebut.
Kelahiran Celana Jins
Salah satu pelanggannya, Jacob Davis menulis kepada Strauss pada 1872 untuk meminta bantuannya. Davis, penjahit di Nevada membeli kain dari Levi Strauss untuk bisnisnya dan mengembangkan cara khusus membuat celana lebih tahan lama.
Ia menggunakan paku keling logam di saku dan di jahitan lalat depan untuk membantu celana menahan keausan. Tidak dapat menutupi biaya, ia meminta Levi untuk membayar biaya sehingga dapat mengamankan paten untuk desain uniknya.
Menurut laman levisstrauss, Levi sebagai pengusaha cerdik melihat potensi produk baru ini dan menyetujui surat dari Davis. Akhirnya, pada 20 Mei 1873, mereka menerima paten #139,121 dari Kantor Paten dan Merek Dagang AS yang memasang paku keling di celana kerja pria untuk pertama kali. Hari tersebut pun menandai kelahiran celana jeans biru. Dua imigran visioner ini mengubah denim, benang, dan sedikit logam menjadi pakaian populer di dunia.
Pada waktu yang sangat singkat setelah mendapatkan hak paten, celana jeans tersebut mendatangkan kesuksesan bagi Davis dan Strauss. Meskipun sampai pada 1960 disebut “overalls” atau “overall”, tetapi pada 1946-1964, celana tersebut dikenal sebagai celana jins. Dan, kemudian dikenal dengan sebutan celana Levis, sesuai nama dan merek dagangnya.
Levi Strauss pertama kali membuat celana jins dari penjahit di rumah mereka. Kemudian, ia memulai pabrik sendiri untuk membuat celana jins di kota. Produk jins yang keras dan kasar ini berhasil membantu Strauss menjadi jutawan. Ia memperluas kepentingan bisnisnya selama bertahun-tahun sampai dapat membeli Mission dan Pacific Woolen Mills pada 1875.
Pada 26 September 1902, Levis Strauss meninggal dunia di usia 73 tahun, di rumahnya di San Francisco. Setelah kematiannya, keponakannya Jacob Stern mengambil alih sebagai presiden perusahaan. Jeans legendaris yang dikenal sebagai Levi's atau Levis pun terus tumbuh dalam popularitas dan tetap menjadi bahan pokok mode selama beberapa dekade.
Pilihan Editor: Kisah Levi Strauss, Yahudi Asal Bavaria Patenkan dan Populerkan Celana Jeans
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini