Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hurry sickness merupakan salah satu gangguan psikologis yang menggambarkan seseorang selalu merasa tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu. Hurry Sickness menyebabkan seseorang berambisi tinggi ingin menyelesaikan banyak hal dengan waktu seminimal mungkin. Akibatnya, hurry sickness melahirkan rasa tertekan, kecemasan, atau peningkatan stres yang signifikan.
Karena itu, walaupun mengerjakan banyak hal dalam waktu yang cepat memberikan banyak keuntungan, tetapi jika dilakukan secara berlebihan justru menjadi bumerang bagi diri sendiri, baik secara mental maupun fisik. Lantas, bagaimana cara mengatasi hurry sickness?
1. Kenali diri
Cara pertama untuk menghadapi hurry sickness adalah dengan mengenali diri sendiri. Dikutip dari healthline.com, hal ini pun termasuk memahami batasan-batasan yang mampu dilakukan diri sendiri. Dengan mengenal dan memahami diri sendiri, tidak hanya berguna mengatasi hurry sickness, tetapi juga mempermudah dalam menghadapi banyak hal.
2. Tentukan skala prioritas
Cara berikutnya adalah dengan menentukan skala prioritas mengenai hal-hal yang akan dilakukan dan didahulukan. Dilansir dari masterclass.com, satu hal yang penting untuk diingat yaitu tidak semua hal harus dikerjakan secara bersamaan. Memaksakan diri untuk melakukan banyak hal justru menyebabkan pekerjaan tak efisien dan menyebabkan diri tergesa-gesa.
Skala prioritas dapat ditentutakn menjadi empat kategori yang terdiri atas:
- Penting-mendesak
- Tidak penting mendesak
- Penting tidak mendesak
- Tidak penting dan tidak mendesak.
Skala prioritas membantu dalam mengerjakan sesuatu sehingga pekerjaan pun menjadi efisien, fokus, dan tidak tergesa-gesa. Skala prioritas juga membantu tubuh supaya tidak multitasking atai mengerjakan banyak hal dalam satu waktu.
3. Istirahat
Terlalu sering mengerjakan banyak hal secara buru-buru menyebabkan tubuh melupakan untuk istirahat. Padahal, istirahat adalah salah satu cara untuk menenangkan diri yang penting bagi kesehatan tubuh.
Melansir huffpost.com, dengan beristirahat, tubuh dapat merefleksikan diri atas hal-hal kecil yang luput dari perhatian. Salah satunya adalah menyadari bahwa segala hal tidak harus berjalan dengan cepat. Sebab, kehidupan juga membutuhkan proses lambat supaya diri dapat menikmati proses-proses kehidupan yang merupakan bagian dari perjalanan hidup.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Mengenal Gangguan Psikologis Hurry Sickness
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini