Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi anak saat belajar daring. Orang tua sebaiknya menyikapi kondisi ini dengan bijaksana dan memberikan stimulasi yang sesuai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagi anak yang baru kelas satu sekolah dasar mungkin tidak menemui masalah ketika belajar baca tulis secara daring di rumah," kata Samanta dalam keterangan tertulis webinar Zenius bertema "Pentingnya #BelajarRasaMain untuk Anak". Namun ketika mulai naik kelas dan materi pelajaran semakin sulit, anak bisa jadi mengalami kesulitan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apabila kesulitan demi kesulitan itu berlarut dan tak kunjung terpecahkan, maka anak bisa mengalami demotivasi belajar. Ujung-ujungnya, timbul rasa malas karena rasa kompetensi anak menurun drastis.
Setidaknya terdapat tiga tantangan yang dirasakan oleh anak saat menjalani belajar daring:
- Emosi dan motivasi yang menurun
Mungkin pada awalnya anak merasa senang karena tidak perlu bangun sepagi biasanya dan bebas dari rutinitas yang harus dilalui setiap pagi. Namun lama-kelamaan, anak mulai merasa jenuh karena duduk di depan layar selama berjam-jam tanpa interaksi langsung dengan teman dan guru. - Durasi konsentrasi
Para orang tua sebaiknya mengetahui dan memahami berapa lama durasi konsentrasi anak. Menurut Samanta, anak sekolah dasar kelas satu hingga kelas dua umumnya memiliki rentang konsentrasi selama 40 menit. Sedangkan, siswa kelas tiga ke atas memiliki rentang waktu konsentrasi 60 menit ke atas, bila dalam lingkungan belajar tatap muka. - Learning loss atau hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa
Learning loss dapat terjadi karena berbagai faktor. Misalkan terjadi kendala teknis, seperti koneksi Internet yang buruk hingga kurangnya pendampingan orang tua.
Berikut solusi bagi orang tua untuk mengatasi berbagai tantangan belajar daring tersebut:
- Memberikan bimbingan dan pengawasan secara bergantian
Samanta mengatakan, penting bagi orang tua mewujudkan pembelajaran yang bukan hanya seru, namun juga kontekstual. Sebab itu, orang tua juga mesti mendampingi dan mengawasi selama anak belajar daring.
Untuk memudahkan penerapannya, aktris Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi berada dalam satu ruangan yang sama dengan dua anaknya yang belajar daring. "Memang harus berjarak. Adiknya dengan saya di pojok sini, kakaknya di pojok sana," kata Artika. - Lebih sabar
Belajar daring rentan membuat anak merasa jenuh. Sebab itu, orang tua perlu memberikan dukungan ekstra sembari membiasakan anak untuk disiplin. Orang tua sebaiknya menunjukkan sikap memahami perasaan anak. Ucapkan kalimat yang membangun dan menyemangati anak. Hindari kritik yang dapat melukai perasaan anak. "Orang tua harus bisa menahan diri. Memarahi anak dapat membuat motivasinya menurun drastis," ujar Samanta Elsener. - Ambil jeda dan melakukan aktivitas seru
Ajak anak beristirahat sejenak setelah berjam-jam menghadap layar selama belajar daring. Di hari libur, buatlah aktivitias seru yang sesuai dengan minat anak agar mereka lebih semangat.
Artika Sari Devi mencontohkan menggunakan waktu istirahat selama 30 menit untuk mengajak anaknya bergerak. Mereka melakukan olahraga ringan, seperti lompat tali atau memetik sayur di kebun untuk dimasak nantinya. - Dengar dan respons ucapan anak
Samanta Elsener mengatakan, ada dua macam motivasi belajar, yakni motivasi belajar ekstrinsik dan intrinsik. "Anak-anak membutuhkan kedua motivasi belajar ini," katanya. Motivasi belajar intrinsik merujuk pada motivasi yang berasal dari dalam diri anak. Sedangkan, motivasi belajar ekstrinsik mengacu pada faktor dari luar, seperti peran orang tua.
Untuk menguatkan motivasi belajar ekstrinsik, orang tua bisa bersikap sebagai teman pendengar bagi anak. Setelah anak belajar daring, tanyakanlah apa yang telah mereka pelajari, apa kesulitan yang mereka temui, atau hal apa yang menarik dari pembelajaran hari ini. Cobalah untuk ikut penasaran dan benar-benar mendengarkan apa yang anak ceritakan. - Belajar rasa bermain
Dengan keterbatasan konsentrasi serta kejenuhan yang dialami anak, penting untuk membuat kondisi belajar yang membuat anak merasa senang. Salah satu yang dapat dilakukan orang tua, menurut Samanta, dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan seperti bermain.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.