Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung koroner masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Karena itu, pemilik riwayat penyakit ini penting mendapat penanganan yang tepat, salah satunya melalui operasi jantung bypass (CABG).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tindakan ini dilakukan dengan menyambungkan pembuluh darah yang sehat sebagai jalur baru untuk mengalirkan darah ke pembuluh darah yang tersumbat atau mengalami penyempitan,” ujar spesialis bedah thoraks dan kardiovaskular di RSUI, Muhammad Arza Putra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati demikian, tidak semua pasien dapat dilakukan operasi bypass. Arza menyebut sejumlah kriteria yang harus dipenuhi, antara lain pasien dengan penyempitan pembuluh darah yang berat atau penyumbatan pembuluh darah jantung/koroner.
Kemudian, penyempitan terjadi pada lebih dari tiga pembuluh darah jantung/koroner, nyeri dada berat, dan serangan jantung yang tidak dapat diobati dengan terapi obat-obatan.
"Tim dokter juga akan melakukan melakukan pemeriksaan secara detail sebelum memutuskan apakah pasien membutuhkan operasi jantung atau tidak," tegasnya.
Di era pandemi, pasien yang akan melaksanakan operasi jantung juga harus dipastikan tidak sedang terinfeksi Covid-19.
“Jika menderita Covid-19, operasi jantung ditunda minimal tujuh minggu setelah sembuh dari Covid-19,” kata Arza.
Menurutnya, Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan jantung dan butuh perbaikan selama beberapa minggu setelah sembuh. Apabila operasi dilakukan terburu-buru dapat meningkatkan risiko komplikasi. Tim dokter akan memastikan pasien telah sembuh dari Covid-19 dan direncanakan untuk operasi jantung pada waktu yang tepat sehingga pasien tidak perlu khawatir melakukan operasi jantung saat pandemi.
Arza juga menginfokan ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum operasi jantung. Pertama, stop merokok dua minggu sebelum operasi. Kedua, hentikan penggunaan obat pengencer darah. Ketiga, pemeriksaan komprehensif seperti rekam jantung, foto rontgen, dan laboratorium.
Keempat, puasa satu hari. Kelima, swab PCR Covid-19 sebelum operasi elektif/terjadwal. Semua informasi terkait operasi katanya akan dijelaskan kepada pasien sebelum operasi jantung.
Baca juga: 3 Cara Mencegah Terkena Serangan Jantung