Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

6 Dampak Fatal yang Berpotensi Terjadi saat Cabut Gigi

Cabut gigi memang direkomendasikan untuk membasmi gigi rudak yang sudah tidak dapat diselamatkan lagi, namun, untuk melakukannya perlu berkonsultasi dengan dokter gigi agar risiko fatal tidak terjadi

13 Mei 2024 | 14.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus cabut gigi baru-baru ini menggegerkan jagat publik setelah menewaskan satu orang pasien di Ngawi, Jawa Timur. Korban bernama Nira Pranita Asih, 31 tahun melakukan operasi pencopotan gigi geraham pada 28 Desember 2023. Setelah melakukan konsultasi dengan dokter bersangkutan, pasca operasi ternyata gusi Nira alami pembengkakan dan berkonsultasi kembali ke dokter. Setelah meminum obat yang diresepkan gusi Nira kian bengkak dan dinyatakan alami radang, dan nahasnya radang menjalar hingga menginfeksi leher korban, Nira meninggal dunia pada 27 April 2024 lalu.

Gigi memegang peranan penting bagi manusia, sebelum memutuskan untuk tindakan pencabutan gigi pasien dokter harus memperhatikan keadaan dan keadaan umum penderita seperti halnya risiko kesehatan serta efek samping pencabutan gigi. Bila tidak dilakukan dengan tepat, setidaknya enam risiko fatal berpotensi berdampak buruk pada pasien. Apa saja? 

1. Pendarahan

Dilansir dari www.arizonadentalmalpractice.com, masalah umum yang biasa didapati pasien setelah tindakan pencabutan adalah pendarahan yang tak kunjung berhenti. Biasanya dokter akan memberikan obat antikoagulan dan antiplatelet antara lain, aspirin, enoxaparin, heparin, warfarin, apixaban, rivaroxaban, dan edoxaban. Sayangnya ada sebagian pasien yang tidak mempan dengan dosis yang diberikan sehingga pendarahan terus berlanjut. Maka, dokter harus lebih memperhatikan risiko seperti ini dengan memahami letak gigi yang hendak dicabut ketimbang berisiko buruk.

2. Dry Socket

Dinamakan dry socket berarti suatu kondisi yang mengakibatkan nyeri pada pasien akibat hilangnya bekuan darah setelah gigi berhasil dicabut dari soketnya. Dikutip dari geekymediscs.com, dry socket membuat tulang alveolar pada gigi terbuka, kasus ini jarang terjadi di mana kemungkinannya 3 persen dari seluruh pencabutan gigi. Risiko terjadinya dry socket bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya, merokok, wanita lebih riskan mengalami, ataupun traumatis syaraf saat gigi dicabut.

3. Fraktur Tuberositas Maksila

Rahang atas manusia memiliki area tulang terlemah yang disebut dengan tuberositas maksila, tulang ini yang harus diperhatikan dokter saat akan menangani pasien dengan kondisi gigi molar posteriornya hendak dicabut. Untuk penanganannya biasanya dokter gigi akan melakukan radiografis dan mencatat ukuran tuberositas. Kejadian fraktur tuberositas umumnya rendah terjadi di mana kans kasusnya hanya 0,08 persen hingga 0,15 persen saja. Tetapi harus tetap diperhatikan saat ingin mencabutnya.

4. Gusi Bengkak

Gusi yang membengkak setelah gigi dicabut merupakan respons wajar saat terjadi peradangan di daerah gigi yang dicabut. Pembengkakaknnya bisa diredakan dengan meminum obat yang diresepkan dokter gigi, mengompres dengan es batu, memakan makanan yang mudah hancur, hingga menggunakan obat kumur antiseptik pasca sikat gigi. Jika gusi bengkak tidak mereda hingga 3 hari ke depan, maka pasien harus mengonsultasikan lanjutan dengan dokter gigi bersangkutan.

5. Cedera Syaraf

Cedera di bagian syaraf ditandai dengan rasa nyeri, kesemutan, kebas di sejumlah organ dalam mulut, hingga menjalar ke bagian pipi. Kesakitan ini adakalanya mengganggu kebebasan pasien dalam berbicara atau mengonsumsi sesuatu karena rasanya akan netral. Namun, jangan khawatir karena cedera syaraf bisa mereda dalam hitungan mingguan. Konsultasikan dengan dokter bersangkutan apabila cedera tidak kunjung pulih meskipun sudah mengonsumsi obat.

6. Kematian

Dampak paling fatal adalah kematian pasien, meskipun cabut gigi tampak sepele, namun, gigi terhubung dengan banyak syaraf penting di bagian kepala manusia. Dikutip dari Dental Office, kematian yang disebabkan oleh pencabutan gigi biasanya disebabkan oleh kondisi gigi yang sudah terlambat ditangani sehingga sudah terinfeksi parah, terjadi pembengkakan di gusi serta wajah, penderita alergi obat anestesi, dan kondisi kesehatan pasien yang drop akibat penyakit komplikasi. Pasien dan dokter harus sama-sama mengkomunikasikan kondisi agar pencabutan gigi bisa terlaksana dengan baik.

Pilihan Editor: Punya 4 Penyakit Ini, Waspada Risiko Cabut Gigi

 

 

 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus