Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Aids menyerang dokter

Tenaga medis termasuk dokter, dokter gigi, pera- wat,kelompok berisiko tinggi dalam penularan aids. di as pusat kontrol penyakit (cdc) memberlakukan pedoman untuk proteksi thd pasien masih ditentang.

14 September 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanpa lagi perlindungan hukum, dirumahkan, dan dikucilkan. AIDS (acquired immune deficiency syndrome) tak hanya membawa kematian, tapi juga bisa menyebabkan seseorang kehilangan pekerjaan. Kini, di Amerika Serikat, dokter dan tenaga medis diancam tercerabut profesinya. Dalam laporan Pusat Kontrol Penyakit (CDC) di Atlanta, seperti disiarkan Time, Juli lalu, sejak 1981 hampir 6.800 tenaga medis, termasuk 170 dokter gigi, 730 dokter umum dan spesialis, selebihnya perawat, mengidap AIDS. Ada indikasi, dokter menularkan AIDS ke pasien bukan melalui transmisi seks atau transfusi, melainkan dari kamar operasi. Di Florida, Kimberly Bergalis kini sekarat. Ia tertular AIDS dari Dokter Gigi Davic J. Acer (lihat Kematianku Sia-Sia). Di New York, Mary Lynne Desmond waswas menunggu hasil tes HIV ( human immune deficiency virus atau virus AIDS). Philip Fel dman, dokter gigi yang mengoperasi Mary, Juni lalu meninggal karena radang paru-paru (pneumocytis carinii pneumonia). Ada dua cara penularan AIDS. Pertama, dokter termasuk kelompok berisiko tinggi (karena homoseks dan pecandu obat bius). Acer, misalnya, seorang biseks. Selama 10 tahun ia ganti pasangan sampai 150 kali. Kedua, di ruang operasi, dokter tertusuk jarum suntik dari pasien pengidap AIDS. Dokter yang kena AIDS akan mudah menularkannya pada pasiennya ketika ia melakukan prosedur menusuk atau membedah. Lalu bagaimana proteksi terhadap pasien? Pengumpulan pendapat di Newsweek menunjukkan, 90% responden menyatakan, tenaga medis wajib memberi tahu pasiennya jika ia mengidap AIDS. Dengan demikian, pasien bisa memilih dokter lain. Sedang 50% menyatakan agar dokter pengidap AIDS tak usah praktek lagi. Sementara itu, CDC mulai bulan ini memberlakukan pedoman baru di seluruh AS: dokter, dokter gigi, dan perawat yang melakukan prosedur invasif harus lebih dahulu melewati tes HIV. Bagi yang melanggar pedoman itu, ia diancam hukuman penjara 10 tahun, tambah denda 10 juta dolar. Selain itu, subsidi kesehatan bagi daerah yang bersangkutan dihapuskan. Ternyata, pedoman itu hingga kini dipertentangkan. "Dokter wajib memperkecil risiko penularan pada pasien. Tapi keputusan menjalani tes atau berhenti praktek ada pada dokter, bukan pada orang lain," kata Dr. William Schecter, dokter bedah di Rumah Sakit Umum San Fransisco. "Adakah adil kalau dokter diharuskan tes, pasien tidak? Padahal, jika ia mengidap AIDS, dokter juga bisa ketularan," ujar Dr. Lester Gottesman di Rumah Sakit Luke Roosevelt, New York. "Saya ketularan AIDS karena banyak mengurus pasien AIDS. Mestinya saya pahlawan. Tapi apa yang saya terima? Saya ditendang. Hidup saya dan keluarga saya hancur," kata dokter yang frustrasi itu. Menurut Dokter Suriadi Gunawan, jika dokter mematuhi standar kontrol infeksi -- seperti sterilisasi peralatan operasi dan memakai sarung tangan bila menyentuh darah atau cairan tubuh orang lain -- risiko penularan bisa dihindari. "Sebab media seperti luka, walau sekecil jerawat, kalau kecipratan darah HIV positif, bisa tertular," kata Kepala Pusat Penyakit Menular Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan itu. Ironis. Dokter berkewajiban menolong pasiennya, tetapi bisa ketularan. Jika sudah begitu, tamatlah kariernya. "Dan suatu saat muncul dokter yang menolak merawat pasien AIDS," ujar Gottesman. Sebab, setelah sakit, tidak ada perlindungan hukum. Ia dirumahkan dan siap dikucilkan masyarakat. Sri Pudyastuti R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus