Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Anak dengan Orang Tua Perokok Bisa 4 Kali Lebih Tinggi Alami Gangguan Pernapasan

Walaupun orang tua perokok mengaku tidak merokok di depan anak, namun partikel asap rokok dapat menempel di meja, sofa, atau menempel di tembok.

5 Mei 2023 | 20.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi rokok, stop smoking, no smoking

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Isu rokok masih jadi perhatian utama masyarakat Indonesia. Dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Nastiti Kaswandani, mengatakan anak yang hidup dengan orang tua atau keluarga perokok memiliki risiko empat kali lebih besar mengalami gangguan pernapasan dibanding yang tidak tinggal dengan perokok. “Anak yang hidup dengan perokok itu empat kali lebih tinggi kemungkinan untuk masuk ke rumah sakit karena gangguan pernapasan dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok,” katanya dalam pesan singkat Kamis 4 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nastiti mengatakan, anak yang tinggal dengan orang tua perokok bisa disebut dengan Third Hand Smoker. Sering sekali orang tua perokok mengaku tidak pernah merokok di depan anak. namun nyatanya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa partikel asap rokok dapat menempel di meja, sofa, atau menempel di tembok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini pun berlaku pada kasus rokok elektrik atau yang sering dikenal dengan vape. Nastiti mengatakan paparan asap rokok elektrik sama bahayanya dengan asap rokok biasa. Tidak hanya asap rokok, paparan alergen udara lainnya seperti debu, udara dingin dan paparan asap lainnya juga bisa menjadi pencetus asma pada anak kambuh atau tambah parah.

Memang, masih ada beberapa asap yang bisa mencetuskan gangguan pernapasan, seperti asap kendaraan bermotor ketika memanaskan mobil atau motor asapnya masuk ke dalam rumah itu bisa menjadi pencetus. Ada pula asap masakan yang bisa sangat iritatif. "Misalnya membuat masakan yang sangat tajam aromanya dan menusuk hidung, misalnya saat menumis sambal,” ucap dokter dengan bidang spesialis Pulmonologi Respirologi anak ini.

Alumni Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan anak dengan penyakit asma harus bisa ditangani dengan benar. Serangan asma yang berat dengan kondisi sesak napas hingga penurunan kesadaran, akan bisa mengancam jiwanya, meskipun angka kematian asma pada anak masih lebih rendah dibanding dengan penyebab kematian lainnya seperti pneumonia dan infeksi pernapasan lainnya.

Selain itu, penanganan yang tidak benar juga dapat mempengaruhi kualitas hidupnya sehingga tidak sebaik anak-anak normal lainnya. “Karena kalau misalnya asmanya tidak tertangani anak asma jadi takut berolahraga karena berolahraga bisa menyebabkan serangan misalnya. Dia takut beraktivitas dengan leluasa, kemudian dia juga sering mengalami gangguan tidur ketika serangan asma terjadi pada malam hari. Itu adalah hal-hal yang seringkali membuat kualitas hidup anak dengan asma terganggu,” ucapnya.

Orang tua juga perlu berperan pada penanganan dan pengobatan anak dengan asma. Nastiti mengatakan orang tua bisa mengenali faktor-faktor yang sering mencetuskan asma pada anak agar terhindar dari faktor-faktor serangan asma.

Jika dokter sudah memberikan pengobatan asma, orang tua perlu memastikan bahwa anak menggunakan obat pengendali asma dengan teratur atau asma reliever. “Obat itu harus digunakan biasanya dalam bentuk inhaler harus digunakan setiap hari, maka orang tua tentu berperan untuk memastikan bahwa anak menggunakan obat pengendali dengan teratur. Ketika anak yang seharusnya mendapat obat pengendali atau kontroler ini tidak menggunakan obat dengan teratur maka akan terjadi serangan asma yang sering,” ucap Nastiti.

Ia juga mengatakan pengobatan asma bisa dilakukan mandiri di rumah dengan obat dari dokter berupa inhaler atau nebulizer yang bisa digunakan di rumah. Alat ini bisa digunakan untuk meredakan serangan asma saat anak mulai batuk, nafas berbunyi dan tampak sesak.

Orang tua juga perlu mengamati apakah terjadi respon membaik dengan obat-obatan pereda asma. jika tidak ada respon membaik, sebaiknya segera bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus