Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit diabetes kini mulai menyerang anak kecil. Ini terjadi karena pola makan yang tidak seimbang dan terbatasnya aktivitas anak. Dokter spesialis anak dan endokrinologi, Jose Rizal Latief Batubara mengungkapkan bahwa diabetes biasanya menyerang orang dewasa, tetapi terdapat peningkatan penderita anak.
Dia mengungkapkan pola hidup sehat dan pola makan yang seimbang menjadi investasi jangka panjang, terutama dalam menghindari penyakit tidak menular, seperti diabetes. “Dulu kasus DM tipe 2 sangat sedikit, tapi sekarang ada peningkatan jumlah kasus, terutama dalam 10 tahun terakhir,” kata Jose, dalam keterangan resmi, Sabtu 25 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diabetes melitus (DM) atau dikenal juga dengan sebutan kencing manis, merupakan penyakit kronis yang dapat muncul saat pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau tidak bisa menggunakan insulin dengan baik. Gangguan dalam penggunaan insulin ini menyebabkan tingginya kadar gula darah (Hiperglikemia). Dalam jangka panjang, hal ini dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada organ dan jaringan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi DM pada semua umur mencapai 1,5 persen. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama jangka waktu 10 tahun.
DM sendiri dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, diabetes kehamilan (Gestational diabetes), dan DM tipe 4 yang mencakup jenis diabetes lainnya. DM Tipe 2 menjadi lebih sering ditemukan karena dapat disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.
Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya olahraga dapat menyebabkan penumpukan gula darah, akibatnya pankreas harus menghasilkan insulin lebih. Namun karena banyaknya jumlah gula darah, pankreas tidak bisa memproduksi insulin seperti yang dibutuhkan tubuh.
DM tipe 2 dapat menunjukkan beberapa gejala, antara lain berat badan yang berlebih atau obesitas, bagian belakang leher yang berwarna gelap, sering haus, sering buang air kecil, nafsu makan meningkat atau sulit merasa kenyang, dan luka atau infeksi yang sembuh dengan lambat. “Salah satu penyebab utamanya adalah pola makan yang tidak seimbang pada anak dan kurangnya gerak anak. Biasanya anak yang mengalami DM tipe 2 memiliki berat badan berlebih,” ungkapnya.
Jose menjelaskan bahwa masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa gemuk itu sehat. Orang tua percaya supaya anak tidak sakit dan bisa konsentrasi belajar maka anak perlu makan sebanyak-banyaknya. Namun, hal tersebut salah.
Padahal ini bisa menyebabkan berat badan yang berlebihan pada anak serta menjadi awal terbentuknya penyakit. Oleh sebab itu orangtua perlu bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, terutama pada 10 tahun awal kehidupan.