Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Anak Malas Pakai Kacamata, Waspadai Akibatnya

Banyak anak yang malas pakai kacamata karena tak nyaman padahal akibatnya bisa memperburuk kondisi mata minus.

5 Maret 2023 | 21.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak dan kacamata/masalah penglihatan. Pexels.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis mata Mirella Afifudin mengatakan tingginya angka refraksi pada mata anak karena ia malas pakai kacamata karena tidak nyaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami sebenarnya sudah melakukan penelitian survei di seluruh sekolah di Makassar tingkat SD dan SMP yang memang angka refraksinya tinggi. Masalahnya adalah alasan utama anak-anak tidak pakai kacamata adalah tidak nyaman,” kata lulusan Universitas Hassanudin itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) itu mengatakan orang yang tidak menggunakan kacamata atau lensa kontak untuk mendukung penglihatan berarti dia memaksa matanya untuk lebih fokus melihat hal yang tidak terlihat. Hal itu justru akan menyebabkan daya fokus yang dipaksakan sehingga membuat anak bisa sakit kepala hingga mual.

“Itu justru sebenarnya akan menyebabkan akomodasi atau daya fokusnya dipaksakan. Akhirnya sakit kepala, mual, bahkan kalau terjadi pada anak-anak yang silinder atau minusnya tinggi akan sangat berbahaya,” jelas Mirella.

Takut tambah minus
Ia mengatakan kebanyakan orang tua juga enggan memberikan kacamata pada anak karena takut minusnya akan bertambah. Padahal, keadaan justru bisa terjadi sebaliknya, akan terjadi yang dinamakan mata malas atau kondisi saraf mata yang tidak maksimal dalam melihat.

“Itu bahaya sekali karena kalau yang dari semua tahu mata minus dan mata malas itu susah dikoreksi, penglihatannya tidak sampai 100 persen, sedangkan orang melihat harus 100 persen,” ujarnya.

Ia menjelaskan menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Australia, Cina, Malaysia, dan Singapura banyak anak maupun dewasa memiliki mata minus karena terlalu sering membaca terlalu dekat dan di ruangan yang kurang pencahayaan. Karena itu jika anak atau orang dewasa sudah terkena mata minus, disarankan untuk berolahraga, terutama di luar ruangan, dan jika dibutuhkan bisa dilakukan operasi refraksi.

Mata minus atau mata silinder memang akan mengalami perubahan sepanjang seseorang masih dalam masa pertumbuhan. Makanya salah satu syarat dalam operasi refraksi harus minimal 18 tahun karena diperkirakan pada saat 18 tahun seseorang sudah berhenti bertumbuh, otomatis matanya sudah tidak akan ada perubahan minus ataupun silindernya,” kata Mirella.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus