Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak masalah mata yang bisa mempengaruhi penglihatan. Miopia yang paling banyak karena dialami 30 persen populasi dunia. Masalah lain yang juga bisa menurunkan kualitas penglihatan, dan bahkan bisa menyebabkan kebutaan, adalah degenerasi makula terkait usia, pigmentosa retinitis, glaukoma, dan retinopati diabetik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Retinopati diabetik adalah komplikasi pada mata yang biasa dialami penderita diabetes. Kondisi ini mempengaruhi retina dan bisa memicu rabun senja, gangguan penglihatan seperti terlalu sensitif terhadap cahaya, dan bila dibiarkan bisa menyebabkan kebutaan, jelas dokter mata spesialis bedah retina di Texas, Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dr. Sun Kim, endokrinolog dengan spesialisasi perawatan diabetes dari Universitas Stanford, menyebut dua tahap retinopati diabetik (RD). Yang pertama atau tahap awal disebut retinopati nonproliferatif dan terjadi ketika retina mulai bengkak, menyebabkan kehilangan penglihatan ringan.
"Retinopati proliferatif adalah tahap lanjutan dari RD yang bisa menyebabkan kehilangan penglihatan parah, dan kadang total," kata Kim kepada USA Today.
Institut Mata Nasional AS memperkirakan hampir separuh dari 800 juta penderita diabetes di seluruh dunia akan mengalami beberapa tingkatan retinopati diabetik. "Faktor risiko terbesar berkembangnya RD pada diabetes tipe 2 adalah lama penyakit, berapa lama sudah diderita," ujar Dr. Sara Weidmayer dari LTC Charles S. Kettles VA Medical Center di Michigan.
Penyebab retinopati diabetik
RD disebabkan kadar gula darah tinggi dan seiiring waktu mempengaruhi pembuluh darah, terutama pembuluh mikro yang disebut pembuluh kapiler. Weidmayer menjelaskan kadar glukosa yang selalu tinggi menyebabkan bagian dalam pembuluh kapiler rusak, yang kemudian menyebabkan kebocoran yang membahayakan retina.
"Pembuluh kapiler juga bisa tersumbat, menyebabkan aliran darah terhambat ke banyak area retina," katanya.
Pembuluh kapiler yang bocor dan tersumbat bisa berlangsung lama tanpa menyebabkan gangguan penglihatan. Tapi bila dibiarkan selanjutnya bisa berkembang menjadi kehilangan penglihatan permanen," jelas Lloyd Paul Aiello, pengajar kedokteran mata di Universitas Harvard.
Semakin lama orang menderita diabetes dan kurang mengontrol gula darah, semakin besar kemungkinan mereka mengalami RD tahap lanjut. Yang mengkhawatirkan, banyak orang yang tak sadar menderita pradiabetes atau diabetes selama bertahun-tahun sebelum akhirnya didiagnosis, karena tak pernah melakukan pemeriksaan, ujar Weidmayer.
Untuk mencegah RD tentu saja dimulai dari mengontrol gula darah dan melakukan pemeriksaan pradiabetes dan diabetes. "Untuk alasan ini, pemeriksaan retina dianjurkan setelah ada diagnosa diabetes tipe 2 dan bahkan bila tak ditemukan gejala retinopati, pasien tetap disarankan untuk memeriksakan mata, setidaknya setiap tahun," jelas Aiello.
Pilihan Editor: Saran Pakar Mata agar Diabetes Tak Berujung Retinopati Diabetik