Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Aneka Sajian Kuliner dalam Perayaan Malam 1 Suro

Perayaan Tahun Baru Islam atau yang pada malam harinya disebut dengan Malam 1 Suro juga memiliki sajian tersendiri.

31 Agustus 2019 | 20.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram yang jatuh pada Minggu, 1 September besok lekat dengan sajian kuliner khas yang berbeda di setiap daerah di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sama seperti Hari Raya Idul Fitri yang identik dengan ketupat, opor, dan rendang, atau perayaan Imlek dengan sajian khas kue keranjang, perayaan Tahun Baru Islam atau yang pada malam harinya disebut dengan Malam 1 Suro juga memiliki sajian tersendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masyarakat di Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya, menggelar ritual Gerebeg Tumpeng Agung di malam 1 Suro. Ada lima macam tumpeng agung. Mulai dari dua tumpeng gunungan nasi yang terdiri dari nasi kuning dan nasi putih, satu tumpeng berisi palawija, satu tumpeng berisi jajan pasar, dan tumpeng berisi buah-buahan. Tumpeng ini kemudian diarak keliling kampung.

Tumpeng itu nantinya akan disantap bersama-sama dalam balutan tradisi Kembul Bujana. Selain tumpeng, ada juga kue apem. Masyarakat Jawa biasanya menyajikan kue apem pada malam 1 Suro. Kue ini terbuat dari tepung beras, santan, dan gula jawa.

Sementara masyarakat Gorontalo biasanya menyajikan kue apangi atau apem pada tanggal 10 Muharram. Bahan dasar kue ini tepung beras dan gula merah. Gula merah melambangkan darah, keberanian atau pengorbanan. Sementara kue apem berwarna putih sebagai simbol kesucian.

Kuliner lainnya adalah bubur Suro atau asyuro yang disajikan masyarakat Jawa pada malam 1 Suro atau malam menjelang 1 Muharram. Bubur itu terbuat dari beras, santan, garam, jahe, dan serai. Bubur ini dilengkapi kuah opor ayam dan sambal goreng labu siam. Ada juga yang menambahkan taburan tujuh jenis kacang, bulir-bulir jeruk bali atau delima, irisan mentimun dan lembaran daun bawang.

Sementara itu, masyarakat Ki Gede Ing Suro Kota Palembang, Sumatera Selatan, menyajikan bubur itu pada 10 Muharram. Bubur suro tersebut ditambah berbagai rempah yang menjadi bumbu utama dalam proses pembuatannya, seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, merica, garam, kecap, dan bumbu kaldu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus