Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang sering menyembunyikan kentut. Mereka berusaha supaya kentut tidak terlalu keras atau bahkan tidak keluar. Ini karena kentut di depan umum dianggap tidak sopan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, kentut adalah hal yang wajar terjadi. Dilansir dari laman Healthline, kentut adalah produk sampingan sistem pencernaan tubuh. Tubuh menghasilkan gas sebagai bagian dari pemecahan dan pemrosesan makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika orang-orang makan, mengunyah, atau menelan makanan, mereka secara tidak langsung juga menelan udara. Udara dan gas lantas menumpuk di sistem pencernaan.
Beberapa di antaranya diserap secara alami, tetapi sisa gas perlu dilepaskan dengan cara tertentu, entah sebagai kentut atau sendawa. Jika tidak mengeluarkan gas, bisa timbul masalah kesehatan yang tidak nyaman bahkan menyakitkan, seperti kembung.
Dilansir dari Everyday Health, kentut disertai kembung berkepanjangan, penurunan berat badan, anoreksia, diare berlebihan, muntah, demam, dan sakit perut parah bisa menjadi tanda gangguan pencernaan yang perlu diperhatikan. Ini meliputi:
- sindrom iritasi usus (IBS);
- intoleransi laktosa;
- pankreatitis;
- bisul;
- penyakit celiac;
- batu empedu;
- divertikulitis.
Sementara itu, dikutip dari laman Verywell Health, kentut 8-14 kali sehari dianggap sebagai jumlah normal. Sedangkan sumber lain mengatakan kentut hingga 25 kali masih dalam batas normal.
Kunjungilah dokter bila tidak bisa kentut atau kentut terlalu banyak. Diagnosis yang cepat dan tepat bisa membantu menyembuhkan penyakit.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Inilah 6 Penyebab Kentut Berbau Busuk