Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Artis Korea IU Menderita Sindrom Skeeter Karena Nyamuk

Penyanyi Korea IU terkena sindrom skeeter. Penyebabnya gigitan nyamuk.

2 Januari 2025 | 18.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyanyi IU atau Lee Ji Eun. Foto: Instagram/@edam.official

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bintang asal Korea Selatan Lee Ji Eun atau yang akrab disapa IU mengakui bahwa dirinya mengidap suatu kondisi yang membuat kesehatannya sedikit terganggu. Ia juga mengatakan dengan kondisi tersebut membuatnya harus mengonsumsi obat penghilang nyeri. Kondisi yang dialami oleh penyanyi sekaligus penulis lagu asal Korea Selatan ini disebabkan oleh sindrom skeeter yang diidapnya.

Apa Itu Sindrom Skeeter ?

Sindrom skeeter merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat reaksi tubuh terhadap gigitan nyamuk. Melansir dari Claveland Clinic, reaksi alergi yang terjadi menyebabkan kulit mengalami pembengkakan dalam waktu delapan hingga sepuluh jam. Selain itu, gejala yang lebih parah dapat muncul lebih dari sekedar pembengkakan biasa.

Pada umumnya orang-orang yang mengalami sindrom skeeter ditandai dengan adanya pembengkakan di sekitar benjolan bekas sengatan nyamuk, kulit menghangat, gatal, nyeri, lepuh, mengalami perubahan warna dan tekstur kulit, dan tak jarang kondisi ini juga menyebabkan demam pada penderita. Pembengkakan yang parah dapat dialami oleh sebagain penderita sindrom skeeter hingga dapat menyebabkan mereka kesulitan untuk bergerak. Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat sindrom skeeter dapat hilang hingga 10 hari lamanya.

Bagaimana Sindrom Skeeter Dapat Terjadi?

Mengutip Healthline, orang-orang yang mengalami sindrom skeeter pada umumnya akan bereaksi setelah nyamuk menyedot darah dalam jumlah banyak. Di saat tersebut belalai nyamuk telah menusuk kulit sekaligus menyuntikkan air liur yang mengandung protein. Setelahnya sistem kekebalan tubuh akan merespon secara berlebihan akibat protein yang masuk ke tubuh dan terjadilah reaksi alergi dan muncul gejala-gejala seperti yang telah disebutkan. Melansir dari Claveland Clinic sindrom skeeter dapat terjadi akibat adanya alergi tubuh terhadap polipeptida dalam air liur nyamuk. Tetapi, detail persis belum diketahui mengapa orang bisa mengalami reaksi alergi terhadap air liur nyamuk. 

Sindrom Skeeter Sering Disalahartikan sebagai Selulitis

Pada sebagian kasus dokter mungkin mengira bahwa sindrom skeeter merupakan selulitis. Selanjutnya dokter akan meresepkan antibiotik, padahal antibiotik tidak memiliki pengaruh terhadap penyembuhan sindrom skeeter. Selulitis berbeda kasusnya dengan sindrom skeeter. Selulitis dapat terjadi setelah Anda menggaruk gigitan serangga yang mengakibatkan terjadinya infeksi.

Siapa Saja yang Dapat Mengalami Sindrom Skeeter

Melansir dari Claveland Clinic, sindrom skeeter termasuk kejadian langka. Namun, sindrom ini dapat menjangkit orang-orang di segala usia. Sindrom skeeter paling sering terjadi pada anak-anak, lansia, dan orang-orang yang memiliki gangguan imun. Sistem imun pada anak-anak belum berkembang baik dan belum bisa mengembangkan kekebalan terhadap gigitan nyamuk, dengan alasan tersebut anak-anak menjadi rentan terkena sindrom skeeter.

Cara Mengobati Sindrom Skeeter

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati sindrom skeeter, di antaranya dapat mengompres bagian yang mengalami reaksi alergi menggunakan es batu. Cara ini akan mengurangi bengkak pada kulit. Selain itu, cara lainnya yang dapat dilakukan ialah dengan mengoleskan oat meal atau krim kortikosteroid. Jika sindrom sketeer yang dialami sudah dalam tingkat yang lebih serius maka Anda dapat berkonsukltasi langsung dengan orang yang ahli di bidangnya. Dalam hal ini salah satu jalan yang dapat ditempuh ialah dengan imunoterapi alergen yang dapat bekerja seperti vaksin dalam mengatasi sindrom skeeter.

Tiara Juwita (Magang plus) 

Pilihan Editor: Ekstrak Kulit Jeruk Pembasmi Jentik Nyamuk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus