Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Toilet Sedunia diperingati tiap tahun pada 19 November. Di Subang, Jawa Barat, menjelang momentum Hari Toilet Sedunia, Kepala Dinas Kesehatan Subang, Maxi, mengatakan, hanya sekitar 20 persen toilet sekolah dasar di Kabupaten Subang yang memenuhi standar kesehatan, dikutip dari Antara, Jumat, 15 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar toilet sekolah masih belum tersedia tempat sampah, sabun cair, serta alat dan pembersih yang memadai. Jumlah toilet yang tersedia juga tidak sebanding dengan banyak siswa. "Kebersihan toilet sekolah bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh komunitas sekolah," kata Maxi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentang Hari Toilet Sedunia
Dikutip dari situs web United Nations, Hari Toilet Sedunia atau World Toilet Day (WTD) peringatan internasional, yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB setiap tahun pada 19 November. Tujuan momentum ini untukmendorong tindakan nyata dalam mengatasi krisis sanitasi global.
Ada sekitar 4,2 miliar orang di dunia masih hidup tanpa akses ke sanitasi yang dikelola secara aman. Adapun sekitar 673 juta orang masih buang air besar sembarangan. Upaya untuk mengatasi masalah ini menjadi bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) keenam, yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Dikutip dari Hindustan Times, pada 19 November 2001, Jack Sim, pengusaha asal Singapura, mendirikan organisasi non-pemerintah World Toilet Organization (WTO) dan menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Toilet. Nama Hari Toilet Sedunia dipilih untuk lebih mudah memikat perhatian publik, karena toilet bagian dari sistem sanitasi.
WTO menggalang dukungan global untuk Hari Toilet Sedunia, yang kemudian didukung secara aktif oleh Sustainable Sanitation Alliance (SuSanA) pada 2007. Perhatian terhadap isu ini semakin meningkat setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui hak atas air dan sanitasi sebagai hak asasi manusia pada 2010.
Pada 2013, kerja sama antara Pemerintah Singapura dan WTO menghasilkan resolusi PBB pertama dari Singapura, berjudul Sanitasi untuk Semua. Resolusi ini menyerukan tindakan bersama untuk mengakhiri krisis sanitasi global dan menetapkan Hari Toilet Sedunia sebagai peringatan PBB. Resolusi tersebut diadopsi oleh 122 negara dalam sidang ke-67 Majelis Umum PBB di New York.
Hari Toilet Sedunia 2024
1.Toilet sebagai Ruang Perdamaian
Toilet adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari yang harus aman dan terlindungi. Namun, bagi miliaran orang, akses sanitasi terancam oleh konflik, perubahan iklim, bencana alam, dan pengabaian.
2.Toilet sebagai Ruang Perlindungan
Dengan memisahkan manusia dari limbah, layanan sanitasi berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Ketika sistem sanitasi rusak atau tidak memadai, polusi menyebar, dan risiko penyakit meningkat.
3. Toilet sebagai Simbol kemajuan
Akses sanitasi adalah hak asasi manusia yang melindungi martabat setiap individu, terutama perempuan dan anak perempuan. Untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai, diperlukan investasi yang lebih besar serta pengelolaan sanitasi yang lebih baik.
Pilihan Editor: Ini Sederet Bakteri Berbahaya yang Biasa Ditemukan di Toilet