Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Awas, Kista Ovarium Mengancam Segala Usia

Spesialis kandungan mengingatkan wanita mewaspadai kista ovarium karena berisiko dialami di segala usia.

10 Agustus 2021 | 20.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi USG. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kista ovarium merupakan salah satu masalah kesehatan alat reproduksi pada wanita yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat. Mengacu kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdata 234.000 wanita di seluruh dunia yang terdiagnosis kista ovarium dan kurang lebih sebanyak 53,40 persen meninggal dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, berdasarkan survei Demografi Kesehatan Indonesia, angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2 persen, yaitu sebanyak 23.400 orang dan yang meninggal sebanyak 13.900 orang. Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Onkologi Semen Padang Hospital, Dr. dr. Syamel M. SpOG K.Onk, mengingatkan wanita mewaspadai kista ovarium karena berisiko dialami segala usia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kista ovarium dapat mengenai semua wanita, mulai dari usia sangat belia sampai usia tua. Karena itu, setiap wanita sebaiknya dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mengetahui apakah mengidap kista ovarium," katanya.

Ia menjelaskan kista ovarium adalah adalah tumor atau pertumbuhan yang terjadi di ovarium atau sel telur wanita yang berisi cairan.

Kista ovarium dikatakan suatu kelainan jika ukurannya sudah melebihi 4 centimeter. Kelainan ini bisa bersifat jinak namun juga ada yang bersifat ganas, yang dikenal dengan kanker ovarium. Syamel mengingatkan yang perlu diperhatikan adalah jenis kista akan berbeda insidennya, tergantung pada usia. Pada usia kurang dari 25 tahun dan lebih dari 45 tahun atau bahkan saat sudah menopause lebih sering dijumpai kista akibat keganasan.

"Sementara pada usia produktif lebih sering dihubungkan dengan kelainan jinak," ungkapnya.

Gejala kista ovarium bisa bervariasi tergantung pada jenis kista, ukuran, dan hubungan dengan organ tubuh lain. Saat ukurannya kecil dan tidak terdapat perlengketan dengan organ lain maka kista ovarium bisa tidak bergejala. Namun pada umumnya wanita akan datang saat telah timbul gejala, seperti pembengkakan, nyeri haid, gangguan berkemih, dan gangguan buang air besar.

Untuk penyebab kista ovarium, ia memaparkan tergantung pada jenis kista itu sendiri. Kista yang sifatnya jinak sering dihubungkan dengan nyeri haid dan kesulitan untuk hamil. Kondisi keganasan sering ditemukan pada usia muda kurang dari 25 tahun atau usia perimenopause di atas 45 tahun dan jika ditemukan adanya bagian padat pada kista tersebut.

Dalam menentukan diagnosis terhadap penderitanya, ada berbagai upaya yang akan dilakukan, mulai dengan menanyakan gejala, dilanjutkan dengan pemeriksaan ginekologi yang seksama pada pasien.Salah satu pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memprediksi jenis kista sehingga terapi yang diberikan sesuai dengan jenis kista tersebut, dan salah satu pemeriksaan adalah USG (ultrasonografi) ginekologi.

"USG ginekologi dengan menggunakan berbagai kelebihan seperti skor International Ovarian Tumour Analysis (IOTA ) saat ini bisa memprediksi jenis kista dengan cukup baik," paparnya.

Di sisi lain, Syamel mengatakan kista ovarium yang jinak tidak ada stadium. Stadium digunakan pada kista ovarium ganas, di mana perkembangan dan perjalanan penyakitnya akan tergantung pada stadium dan kondisi pasien.

"Yang dapat kami sarankan adalah saat adanya gejala, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan secara menyeluruh karena setiap kista ovarium sifat dan penanganannya sangat tergantung pada jenis kista tersebut," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus