Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Awas Randon, Rumah Minim Ventilasi Tingkatkan Risiko Kanker Paru

Rumah yang tidak memiliki ventilasi bisa berakibat buruk pada kesehatan paru. Karena ada gas randon yang terjebak dan tingkatkan risiko kanker paru.

7 Februari 2018 | 06.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi rumah dengan kanopi. Dezinde.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Elisna Syahruddin mengatakan ada kaitannya antara rumah dengan peningkatan risiko kanker paru

Bila rumah tidak memiliki ventilasi hal ini bisa meningkatkan risiko kanker paru. "Rumah tanpa ventilasi bisa mengakibatkan gas randon terjebak dan akhirnya terhirup manusia," kata Elisna pada acara Dialog akan Penatalaksanaan Kanker Paru Terbaru Guna Meningkatkan Kepedulian Masyarakat oleh AstraZeneca di Jakarta Selasa 6 Februari 2018. Baca: 8 Gejala Kanker Paru, Kelelahan Hingga Perubahan Suara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gas randon adalah gas yang paling berat dari dalam tanah. Gas radioaktif ini dihasilkan dari pembusukan normal unsur uranium, thorium, dan radium dalam batuan dan tanah. Gas ini berbahaya bagi kesehatan dan bisa meningkatkan risiko kanker paru apabila terhirup manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Elisna mengatakan lantai bawah tanah alias basement dan lantai pertama rumah biasanya mengandung kadar radon tinggi "Karena kedua lantai itu paling dekat dengan tanah," katanya. Baca: Fitt, Kunci Badan Atletis tanpa Olahraga ke Gym

Ia menambahkan, ketika terhirup, partikel radioaktif dari radon bisa merusak sel yang melapisi paru-paru. Namun di Indonesia, kata dia, belum ditemukan kasus kanker paru-paru akibat paparan gas radon. Alasannya kebanyakan rumah telah memiliki fondasi lantai sehingga tidak langsung menyentuh tanah.

Ilustrasi Kanker Paru. lahey.org

Selain itu, beruntung kebanyakan rumah di Indonesia memiliki ventilasi, dan mudah dimasuki sinar matahari yang bisa menetralkan gas randon itu. "Kasus kanker paru karena zat randon ini banyak terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Karena model rumah mereka banyak yang tertutup," katanya.

Penyebab utama kanker paru di Indonesia masih berupa rokok. Walau begitu, agar terhindari dari paparan radon, Elisna mengimbau agar masyarakat memiliki ventilasi yang baik di rumah. Hal ini bertujuan untuk membuat level paparan radon menjadi normal. Jika tinggal di apartemen, pastikan dapur menggunakan exhaust fan sehingga sirkulasi udara berjalan lebih lancar. "Batas fondasi rumah 50 meter dari atas permukaan tanah sudah masuk kategori aman," kata Elisna. Baca: Selain Kurus, Ini 7 Manfaat Olahraga Lari

Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Direktorat Pencegahan dan Pengendalian penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Niken Wastu Palupi membenarkan penjelasan Elisna tentang faktor randon pemicu kanker paru. Sebagai pegawai negeri sipil dari Kementerian Kesehatan, Niken sering ke daerah. Ia mengatakan masih di beberapa daerah pelosok Indonesia, masih ada beberapa orang yang rumahnya tidak memiliki ventilasi sama sekali. "Kondisi rumah mereka memprihatinkan," kata Niken. 

Ia mengimbau agar masyarakat tereduksi dengan baik tentang randon. Penting juga bagi masyarakat mengukur kadar randon dalam rumah dan tempat kerja di daerah yang secara alamiah mengandung randon tinggi. Baca: Lihat Game Sarat Kekerasan, Cegah dengan Ajarkan Anak Empati

Untuk menghindari randon, Niken pun menyarankan beberapa hal. Pertama memperbaiki dinding dan lantai yang retak. Kedua, mengganti pipa yang sudah tua. Lalu memperbaiki ventilasi, membuat rumah panggung serta membuat pipa untuk mengalirkan randon keluar.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus