SEBENARNYA operasi yang harus dijalani Hawi Adriani tidak luar biasa. Tapi karena dalam operasi itu diperkirakan Hawi akan banyak kehilangan darah, masalah pun timbul. Sebab, ternyata tak mudah memberikan darah pada gadis berumur 16 tahun yang ketahuan punya darah aneh itu. Golongan darahnya, yang dikenal dengan nama para-Bombay A, tak ada di Bandung tempat ia dirawat. Bahkan juga di Indonesla sangat sulit dicari. Menurut catatan PMI, cuma ada empat orang yang memiliki golongan darah itu, dan semuanya agaknya tidak dalam kondisi cukup baik untuk menyumbangkan darah. Padahal, operasi tak dapat ditunda, dan PMI Bandung terpaksa mendatangkan darah jenis itu dari Australia - lewat Palang Merah Australia. Hawi pun tertolong. Sebenarnya, sudah sejak tahun 1981 Hawi diketahui memiliki golongan darah para Bombay A. Ketika itu, ia menjalani sebuah operasi karena memiliki kelaman usus yang dikenal sebagai sembelit - yang mengakibatkan sulit buang air besar. Pada operasi yang ia alami untuk pertama kali itu, lubang pembuangan Hawi dipindah ke perut. Karena operasinya agak sederhana, tidak diperlukan transfusi darah. Tapi November ialu, terjadi lagi masalah pada usus Hawi. Karena itu, dr. Sumarna dari RS Imanuel, Bandung, memutuskan melakukan operasi untuk menutup kebocoran yang terjadi pada usus anak itu. Timbul masalah karena pembedahan ini diperkirakan akan menimbulkan perdarahan yang cukup banyak. Sementara, tak bisa sembarangan darah disuntikkan ke tubuh Hawi. Karena golongan miliknya aneh, bisa terjadi komplikasi, antara lain penggumpalan atau aglutinasi, yang bisa membawa kematian. PMI Bandung berusaha mendapatkannya, dan berhasil mendatangkannya dari Australia itu, dengan sedikit susah payah. Perjalanan darah itu cukup menegangkan. Darah setelah dicairkan dan dikirimkan dari Australia cuma bisa bertahan 24 jam, sementara perjalanan dari Sydney lewat udara totai makan waktu 9 jam. Dan dari Jakarta ke PMI Bandung sekitar 4 jam. Belum lagi kemacetan-kemacetan yang pasti memperpanjang waktu. Dan memang, darah sebanyak 3 labu (botol) ternyata tak semua bisa digunakan, ketika Hawi dioperasi 16 November - pukul 01.30 WIB. Satu labu ternyata rusak. Beruntung darah dua labu itu cukup bagi Hawi. Golongan darah aneh memang jarang terdengar, karena di kalangan awam golongan darah yang dikenal adalah A, B, AB, dan O - penggolongan darah secara garis besar. Padahal, golongan darah sebenarnya bukan cuma itu. Masih terdapat berbagai subgolongan. Tampak antara lain dari antigen darah (sel darah merah) dan antibodi yang terdapat dalam cairan darah (plasma darah). Dalam transfusi darah, bukan cuma golongan yang dicocokkan, tapi juga antigen dan antibodlnya ltu. Mlsalnya, apakah reaksi antara antigen darah donor dan antibodi darah penerima tidak akan menimbulkan komplikasi darah, nantinya. Pencocokan ini dikenal dengan istilah cross mate. Dalam hal golongan darah aneh, dr. Iman Supandiman, hematolog (ahli darah) Fakultas Kedokteran Unpad, menjelaskan, terdapat antigen-antigen yang jarang. Misalnya antigen para-Bombay A - yang mula-mula ditemukan di Bombay itu. Bahaya dari antigen para-Bombay A ini adalah reaksinya dengan antibodi dari semua golongan darah. Hal ini dibuktikan di laboratorium ketika antigen itu direaksikan dengan serum semua golongan darah. Menurut Iman, selain aglutinasi, bisa juga terjadi hemolisis, darah bukan menggumpal tapl malah rusak sama sekali. Ini pun bisa menimbulkan kematian. Selain para-Bombay A, menurut dr. Masri Rustam, kepala Divisi Transfusi PMI Pusat, masih pula terdapat para-Bombay B. Keduanya memiliki ciri yang kurang iebih sama, yaitu tak memiliki substansi H yang merupakan bahan baku antigen A dan B, yang senantiasa terdapat pada semua golongan darah. Hawi dan pemilik darah dari jenis langka lainnya akan terus menghadapi masalah transfusi semacam ini. Soalnya, PMI tidak mempunyai tabung gliserol, tabung penyimpan darah dengan suhu minus 80 celcius. Pada tabung ini, darah bisa bertahan selama tiga tahun, sepcrti yang di Australia itu, sehingga bisa menolong Hawi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini