KENDATI baru asumsi, penyakit jantung dikenal sebagai penyakit eksekutif, yang sekaligus berarti penyakit orang kaya. Tetapl ternyata ada juga penyakit jantung - dari jenis lain - yang merambat di kalangan masyarakat miskin. Berbeda dengan penyakit jantung si kaya yang umumnya diduga aklbat stress, penyakit jantung kalangan bawah ini diakibatkan kuman. Khas penyakit rakyat, penyakit ini tergolong penyakit infeksi yan berkembang karena berbagai hal. Antara lain terabaikannya kebersihan, buruknya keadaan gizi, dan kurangnya pemeliharaan kesehatan. Misalnya berbagai penyakit saluran pernapasan dan diare. Di Indonesia, penyakit infeksi terhitun paling besar jumlah penderitanya - terutama di kalangan masyarakat jelata. Dua pekan lalu, 10 November 1984, Perhimpunan Kardiologi Indonesia menyelenggarakan simposium tentang penyakit ini di Jakarta. Barangkali meman sudah masanya, karena di tengah semakin populernya penyakit jantung, jenis yang merambat di kalangan bukan orang kaya ini tak pernah muncul ke permukaan. Padahal, menurut perkiraan, dari semua jenis penyakit jantung yang ada, yang satu ini menduduki permgkat pahng atas - penderitanya 180.000 di Indonesia. Mengapa? "Karena penyakit orang miskin tak ada dananya, maka banyak dokter enggan meneliti," ujar dr. Tagor G.M., salah seorang penyelenggara simposium. Penyakit jantung si miskin itu dikenal sebagai penyakit jantung rematik. Datangnya tidak sekaligus, melainkan melalui fase yang dlkenal sebagai demam rematlk. Kuman penyebabnya disebut streptokokus Beta hemolitikus Grub A. Demam rematik adalah tanda yang paling dini Gejalanya memang seperti penyakit rematlk lam. Yang utama peradangan persendian, sendi-sendi - tungkai, lutut, pergelangan, dan siku - membengkak. Penderita susah menelan makanan karena radang leher, yang bisa dibedakan dari influensa biasa karena sakit leher ini tidak diikuti ingus dan batuk. Selanjutnya, penderita mengalami sesak napas, dan terserang demam, suhu badanmeninggi. Pada beberapa penderita sudah bisa ditemukan pembesaran jantung, yang didahului dengan menjadi cepatnya denyut nadi. Yang aneh, demam rematik ini umumnya menyerang anak-anak mulai usia 5 tahun, dan yang tertua 20 tahun. Di Jakarta antara tahun 1977 dan 1979, menurut dr. Tagor, memang hanya 19,7% dari penderita demam rematik adalah anak-anak. Tapi untuk seluruh Indonesia, anak-anak yang terkena diperkirakan 90% dari seluruh jumlah penderita. Selebihnya penyakit rematik ini menyerang orang tua. Demam rematik yang terjadi berulangulang, khususnya bila tak diobati, lambat laun akan menimbulkan kerusakan otot dan katup jantung. Inilah yang disebutkan penyakit jantung rematik. "Penderita akan menjadi sangat lemah, dan sulit bernapas," ujar dr. Tagor. Pada fase ini, gejalanya tak banyak beda dengan penyakit jantung jenis yang lain, hingga pemeriksaannya pun bisa sama mahalnya. Selain pemeriksaan laboratorium dan ronsen, juga diperlukan pemeriksaan elektrokardiogram (grafik denyut nadi). Operasinya tidak murah, yaitu penggantian katup Jantung dengan plastik. Menurut Tagor, biayanya bisa mencapai Rp 5 juta. Dan celakanya, operasi ini harus diulang setiap lima tahun. Karena itu, mengatasi penyakit jantung rematik di masa kini, yang utama adalah pencegahan demam rematik. Obat khusus belum ada, tapi bisa diberikan obat-obat antiradang, juga obat-obat infeksi. Misalnya antibiotik (penisilin), antiradang (salisilat), dan kelompok steroid. Pada infeksi dini, penisilin diberikan selama empat minggu. Pada infeksi lanjut, khususnya penderita di atas 18 tahun, penisilin harus diberikan selama lima tahun. Bila penyakit jantung rematik merupakan penyakit infeksi akibat kuman, mengapa tidak diatasi dengan membangun kekebalan tubuh? Jalan ini ternyata tak mungkin ditempuh. Dalam percobaan, toksin (racun kuman) yang disuntikkan ternyata tak cukup mampu membentuk antibodi yang tangguh. Sebabnya, menurut Dr. Pringgoutomo, ahli patologi yang juga ikut dalam slmposlum, reaksl silang antara antigen kuman dan antibodi jantung, membuat kuman di sekitar jantung memiliki pertahanan yang kuat. Inilah sebabnya mengapa kuman yang membangun koloni di sekitar tenggorokan menyebabkan kerusakan pada katup Jantung. Bagian penting jantung itu menjadi tebal, akibatnya, antara lain, sulitnya pemompaan darah pada jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini