Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bahaya Penggunaan Kosmetik Kedaluwarsa, Sayangi Kulit

Kosmetik kedaluwarsa adalah tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur dan berdampak buurk pada kulit. Jadi, jangan dipakai lagi.

26 Desember 2023 | 14.06 WIB

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky
Perbesar
Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya makanan, kosmetik juga memiliki kedaluwarsa meski mungkin label masa pakai ini tak semudah ditemukan pada produk makanan dan obat-obatan yang dijual bebas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Jika produk riasan berubah warna atau berbau tidak sedap, kemungkinan sudah kedaluwarsa dan sebaiknya tidak digunakan,” kata dermatolog di New York, Marisa Garshick, seperti dilansir Livestrong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Perubahan tekstur seperti pemisahan dan perubahan konsistensi juga dapat menjadi tanda produk sudah kedaluwarsa atau melewati batas masa pakai. Menurut Cleveland Clinic, tanggal kedaluwarsa produk riasan bervariasi namun umumnya bertahan selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Produk krim atau cair cenderung lebih cepat kedaluwarsa dibandingkan yang kering atau bubuk. Apa risiko menggunakan kosmetik kedaluwarsa?

Iritasi dan infeksi
Garshick mengatakan ketika produk telah kedaluwarsa bahan pengawet yang digunakan untuk membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang berlebihan mungkin tidak lagi efektif. "Hal ini dapat menyebabkan masalah kulit seperti infeksi, iritasi, dan jerawat," katanya.

Kosmetik kedaluwarsa adalah tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur, terutama produk yang bersentuhan dengan kulit, seperti concealer. Pertumbuhan bakteri yang cepat serta penumpukan kelembapan yang mengundang jamur dapat menyebabkan kemerahan dan iritasi pada kulit. Peradangan kulit juga bisa menyertai iritasi yang disebabkan penggunaan kosmetik kedaluwarsa.

Risiko lain yakni infeksi kulit. Dermatolog dari Schweiger Dermatology Group, Philadelphia, Michele Farber, menuturkan kosmetik berbahan dasar air seperti alas bedak dapat menjadi media bagi bakteri untuk tumbuh. Produk yang kedaluwarsa dapat menyebabkan infeksi kulit seperti folikulitis, menurut American Academy of Dermatology (AAD).

Infeksi mata juga dapat terjadi karena banyak produk riasan yang digunakan di sekitar area mata seperti maskara dan eyeliner. Menggunakan produk riasan mata yang kedaluwarsa dapat meningkatkan risiko infeksi mata seperti mata merah. Meski beberapa kasus mata merah dapat hilang dengan sendirinya, antibiotik atau salep mungkin diperlukan, menurut Stanford Health Care.

Reaksi alergi
Jika rentan terhadap reaksi alergi, penting untuk mengetahui masa pakai kosmetik. Spesialis kulit di New York, Brendan Camp, mengatakan seiring waktu komposisi kimia riasan dapat berubah dan hal itu dapat menyebabkan reaksi alergi seperti ruam atau dermatitis kontak.

“Reaksi alergi mungkin muncul dengan kemerahan, gatal, bengkak, atau bercak bersisik,” jelasnya.

Jerawat
Bakteri adalah penyebab umum jerawat. Ketika bakteri tumbuh pada produk riasan lama, hal itu dapat menyebabkan atau memperburuk jerawat. Bakteri penyebab jerawat dapat menempel pada kosmetik sehingga memperburuk keadaan. Setelah orang berhenti menggunakan riasan yang mengandung bakteri, jerawat mungkin akan hilang.

Bintit
Menggunakan produk riasan mata seperti eyeshadow, maskara, dan eyeliner dapat menyebabkan masalah mata jika produk tersebut sudah kedaluwarsa. “Jika digunakan di sekitar mata, produk riasan kedaluwarsa juga dapat menyebabkan bintit,” kata Garshick.

Untuk mencegah infeksi seperti mata merah dan bintit di sekitar mata, penting untuk mengganti riasan mata secara teratur. Karena alasan itu, riasan mata lebih cepat kedaluwarsa dibanding produk lain. Efek samping apapun dari penggunaan produk riasan kedaluwarsa memerlukan petunjuk dokter.

“Jika iritasi atau sensitivitas kulit terjadi setelah menggunakan suatu produk, disarankan untuk meminta nasihat dokter kulit yang dapat membantu menentukan penyebabnya dan meresepkan pengobatan yang tepat,” tandas Camp.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus