Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kue buah Bourbon-soaked, tiramisu rum-laced, dan rum truffle menjadi hidangan dalam pesta Natal yang disukai banyak orang. Tetapi kerap membuat mabuk. Lantas, apakah semua hidangan Natal yang beralkohol dapat memengaruhi hasil tes breathalyser (memperkirakan alkohol dalam darah)?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dr. Lee Guan Huei, kepala dan konsultan senior Divisi Gastroenterologi dan Hepatologi, Departemen Kedokteran, National University Hospital, Singapura, jumlah alkohol dalam hidangan pesta Natal sangat kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah alkohol tersebut tidak akan memengaruhi hasil tes breathalyser atau tes bau alkohol dan mengganggu aktivitas mengemudi kendaraan.
Namun, Dr. Edward Cheong, ahli bedah umum spesialisasi operasi gastrointestinal (GERD) PanAsia Surgery Group memiliki pandangan berbeda.
Menurutnya, setiap alkohol yang sedikit bertambah dalam hidangan akan memengaruhi tes, terutama alkohol tetap ada di mulut lebih lama. Pernyataan tersebut mengacu pada penyakit GERD lantaran membuat seseorang berulang kali memuntahkan apa yang dimakan kembali, termasuk alkohol dalam makanan dan minuman.
"Makanan apa pun yang menghasilkan refluks gastroesofageal dapat memengaruhi hasil breathalyser," jelas Cheong, seperti dikutip channelnewsasia.
Pertimbangan lain dari pernyataan Dr. Cheong adalah makanan pemicu atau sebelum mengonsumsi hidangan beralkohol. Sebab, dalam perut kosong, alkohol dalam hidangan akan cepat diserap oleh perut.
Selain hidangan pesta Natal, alkohol dalam obat kumur juga memengaruhi hasil tes breathalyser.
"Saya tidak mengetahui penelitian apa pun yang mengukur efek obat kumur, tetapi saya percaya alkohol akan menguap dengan sangat cepat," ungkap Dr Lee.
Dr. Lee juga menyarankan untuk menjalani tes konsentrasi alkohol dalam darah atau blood alcohol concentration (BAC) yang tidak berpengaruh terhadap GERD. Tes ini dilakukan, jika seseorang memiliki GERD dan berhenti menjalani tes breathalyser.
Batas Alkohol
Terdapat batas hukum untuk asupan alkohol, yaitu 35 miligram alkohol setiap 100 mililiter napas. Ukuran tersebut akan menghasilkan BAC 0,01-0,05. Menurut kutipan dari Dr Lee, berikut adalah batas alkohol dalam setiap jumlah minuman, yaitu:
- 1 sampai 2 minuman menghasilkan BAC 0,01-0,05
- 2 sampai 3 minuman menghasilkan BAC 0,06-0,10
- 3 sampai 4 minuman menghasilkan BAC 0,11-0,20
- 4 sampai 6 minuman menghasilkan BAC 0,21-0,30
- Lebih dari 6 minuman menghasilkan BAC 0,31-0,40
- Lebih dari 8 minuman menghasilkan BAC 0,41 dan lebih tinggi
Dr. Cheong menguraikan, secara umum, suntikan minuman keras diperkirakan akan dimetabolisme oleh tubuh dalam satu jam, satu liter bir dalam dua jam, dan segelas besar anggur dalam tiga jam. Namun, durasi metabolisme ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis kelamin dan massa tubuh. Individu yang memiliki tubuh kecil cenderung akan mabuk lebih cepat.
Selain itu, seseorang yang sedang mengonsumsi obat tertentu dapat memperpanjang durasi tubuh untuk melakukan metabolisme alkohol. Adapun, obat-obatan tersebut yang mengandung alkohol, seperti obat inhaler untuk asma, semprotan napas, dan gel oral luka mulut serta sakit gigi. Jenis obat tersebut mengandung alkohol dan membuat hasil tes breathalyser positif. Dengan begitu, banyak variabel lain dan pandangan berbeda para ahli akan memberikan pernyataan terkait pengaruh hidangan alkohol dalam pesta Natal terhadap tes breathalyser.
Pilihan editor: Ragam Kesalahan yang Terjadi Saat Natal dan Cara Menghindarinya