ANDA sakit berat tapi perlu dirawat di Australia? Jangan panik. Hanya dengan mengangkat telepon, pesawat jet khusus siap menjemput dan mengantar Anda ke tempat tujuan. Pelayanan eksklusif ini akhir bulan lalu diresmikan Menteri Kesehatan Australia Graham Richardson, di Adelaide, Australia. Pesawat istimewa itu dinamakan Medijet. Dilengkapi dengan berbagai peralatan medis dan desain interior yang disesuaikan dengan kebutuhan orang sakit, pesawat jet tipe BAe 125-800 itu layak sekali disebut rumah sakit terbang. Paling utama adalah perlengkapan intensive care unit (ICU), untuk pasien-pasien gawat yang membutuhkan perawatan segera, misalnya yang kolaps karena serangan jantung atau ibu yang hendak melahirkan bayi prematur. Ruang dalamnya tertata apik seperti kamar VIP rumah sakit biasa. Di situ ada dua tempat tidur pasien, satu kotak bayi prematur, tiga tempat duduk tim medis, dan satu ruang untuk anggota keluarga pasien. Untuk menangani pasien, tersedia delapan dokter spesialis dari berbagai bidang, dibantu 20 perawat yang berpengalaman. Dan mereka siaga selama 24 jam. Medijet difungsikan tidak saja untuk antar-jemput pasien, tapi juga merawat pasien selama di perjalanan. Dengan kemampuan terbang tujuh jam nonstop, Medijet dapat membawa pasien ke tempat yang jaraknya sejauh Jakarta-Tokyo. Menurut Kapten Pilot Peter Stuik, pesawat buatan Inggris tahun 1984 ini mampu mendarat di tempat-tempat sulit yang tidak beraspal dengan landasan pendek. Ini tampaknya sesuai dengan tujuan Medijet, yaitu sanggup menjemput pasien dari segala penjuru Australia dan menjangkau pasien di luar negeri dari Indonesia, misalnya. Ide lahirnya Medijet datang dari Dokter Fred Gilligan, 56 tahun, Kepala Bagian Penjemputan dan Penyadaran Pasien Rumah Sakit Royal Adelaide. Dia mendapat ilham dari The Royal Flying Doctor Service yang sudah lebih dulu ada di Australia. Dulu, sekitar tahun dua puluhan, seorang pendeta, John Flynn, berhasil meyakinkan masyarakat bahwa Australia perlu dokter terbang. Alasannya, Benua Kanguru sangat luas, sedangkan permukiman penduduk terpencar-pencar. Apalagi jumlah penduduk di suatu tempat terkadang tak lebih dari dua puluh orang, hingga tidak praktis untuk menempatkan seorang dokter di sana. Selain itu, jarak dari tempat-tempat ini ke kota terdekat sering ratusan atau ribuan kilometer, sehingga pasien sering tak tertolong. Menghadapi kondisi lapangan yang demikian, satu-satunya cara memberikan pelayanan kesehatan dengan cepat ialah pesawat terbang tapi yang bisa berfungsi seperti ambulans. Pada tahun 1928 cita-cita Flynn terlaksana dengan dimulainya The Royal Flying Doctor Service. Sejak itu pelayanan ini terus dikembangkan, dan kini ada sekitar 30 pesawat yang dioperasikan. Ternyata, pelayanan yang terkesan mahal ini cukup efektif. Tapi dari pengalaman selama 20 tahun, Dokter Gilligan jadi sangat memahami keterbatasannya. Berhubung pesawat untuk Flying Doctor bukan jet, kemampuannya untuk antar-jemput pasien terbatas. Salah satu hambatannya, pasien terlalu lama di perjalanan. Namun, kalaupun harus menggunakan penerbangan komersial biasa yang juga menggunakan jenis pesawat jet, benturan hambatan masih ada. Selain tempat duduknya harus disesuaikan, hambatan lain adalah keterbatasan peralatan medis. Apalagi pesawat komersial sulit didapat secara mendadak. Karena itulah, Dokter Gilligan kemudian merancang Medijet. Gagasannya ini disambut oleh banyak pihak. Rumah sakit Royal Adelaide menyediakan tenaga dokter dan perawat. Perusahaan National Jet Systems mengucurkan modal dan kemudahan komunikasi, serta perusahaan Aushealth menangani administrasinya. Tenaga pilot disediakan oleh Flying Doctor dan National Jet Systems. Keberadaan Medijet merupakan terobosan baru dalam sistem pelayanan kesehatan. Selama ini fasilitas yang ada seperti Flying Doctor hanya terbatas beroperasi di Australia, padahal Medijet mampu go international. Biayanya A$ 3.500 per jam penerbangan. Termasuk pelayanan medis selama terbang di atas pesawat. Hanya dalam satu minggu sejak proyek Medijet dioperasikan, sudah 12 pasien yang antre untuk memanfaatkan jasa rumah sakit terbang ini. Dalam barisan antre termasuk pasien gagal ginjal yang harus dijemput dari Kepulauan Fiji dan seorang ibu yang melahirkan bayi prematur. Sejauh ini ada dua kategori pasien, yaitu turis dan orang- orang Australia yang bekerja di luar negeri yang harus dibawa ke rumah sakit Australia. Dan pasien-pasien asing yang ingin memanfaatkan keahlian medis dan rumah sakit Australia. Potensi untuk memperluas pelayanan tampaknya masih terbuka lebar, apalagi pelayanan Medijet tidak dibatasi untuk Australia saja. Pasien yang minta dijemput kemudian diantar ke negara pilihan mereka juga dilayani. Inilah fasilitas unik, yang biayanya tentu mahal, namun dengan semakin banyaknya jumlah orang kaya di negeri ini, mungkin akan bermanfaat juga kalau ditiru oleh Indonesia. Gatot Triyanto dan Dewi Anggraini (Australia)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini